TikTok AS Terancam Diblokir, Trump Tetap Optimis Capai Kesepakatan

TikTok AS Terancam Diblokir, Trump Tetap Optimis Capai Kesepakatan--CNBC Indonesia

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Potensi kesepakatan untuk memisahkan aset TikTok di Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump masih dalam pertimbangan, meskipun menghadapi oposisi politik dan kebutuhan untuk menyelesaikan masalah perdagangan dengan Tiongkok.

Kesepakatan ini, yang awalnya sempat terhenti, kini kembali menjadi sorotan publik dan politisi AS.

Presiden Trump menyatakan bahwa kesepakatan pemisahan operasi TikTok di AS masih layak untuk dilanjutkan, dan ia menegaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan investor yang kuat.

BACA JUGA:Taktik Apple Hindari Pajak Trump, Terbangkan 5 Pesawat Penuh iPhone dari India ke AS!

Namun, rencana ini menuai kritik dari sejumlah Senator AS, terutama dari Partai Demokrat.

Senator Mark Warner, misalnya, berpendapat bahwa Trump tidak memiliki otoritas untuk memperpanjang tenggat waktu divestasi.

Tenggat waktu bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk melepaskan asetnya di AS telah diperpanjang hingga 19 Juni, setelah itu larangan penggunaan aplikasi tersebut akan diberlakukan.

Rencana kesepakatan ini melibatkan pembentukan perusahaan baru yang berbasis di AS dengan kepemilikan mayoritas Amerika, yang akan mengelola operasi TikTok di AS.

BACA JUGA:Microsoft Hentikan Operasi Perusahaan Patungan di China, 2.000 Karyawan Terancam PHK

Namun, Senator Tom Cotton menyoroti kekhawatiran bahwa investor Amerika yang berminat membeli TikTok harus memutuskan hubungan dengan Tiongkok.

Upaya legislatif untuk memperpanjang tenggat waktu lebih lanjut telah diblokir, menambah kompleksitas situasi.

Hingga saat ini, TikTok belum memberikan tanggapan resmi terkait perkembangan ini.

Salah satu hambatan signifikan dalam finalisasi kesepakatan ini adalah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Tiongkok.

BACA JUGA:Mendadak! Trump Tunda Kenaikan Tarif Impor, 'Ditulis dari Hati'

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan