Ngeri, Kasus Kekerasan Seksual Anak di Bengkulu Utara Meningkat
BENGKULU UTARA - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) BU mencatat, sepanjang tahun 2023 terdapat 78 anak menjadi korban kekerasan. Ironisnya lagi, kekerasan yang dialami kekerasan seksual. Diketahui, jumlah tersebut jauh meningkat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya terutama tahun 2022 lalu dimana ada 29 kasus kekerasan seksual anak di BU.
"Untuk tahun 2023, korban kekerasan anak di BU terbesar adalah korban kasus kekerasan seksual dalam kasus asusila dan fedofilia dengan total ada 51 anak menjadi korban. Para korban sudah mendapatkan pendampingan dari DP3A. Bukan hanya saat terjadi kasus, namun juga saat pemeriksaan di tingkat penyidikan yang dilakukan kepolisian. Para korban tersebut didampingi dalam rangka pemulihan permasalahan psikologis yang mungkin diderita para korban pasca kejadian tersebut," ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) BU, Solita Meida, M.Pd.
Baca Juga: 41 Adegan Rekonstruksi Pembunuhan Warga Talang Tua Berlangsung Dramatis
Solita menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Kementerian Sosial untuk beberapa kasus yang memang menonjol dan menjadi sorotan nasional. Hal ini dalam rangka pendampingan untuk pemulihan kondisi psikologis anak dan menghindari munculnya dampak trauma berat bagi anak. Untuk itu, ia menekankan seluruh desa untuk memastikan wilayahnya merupakan wilayah yang ramah anak, terutama sebagai tempat bagi anak beraktifitas dan bermain.
"Tidak hanya dua OPD itu, tapi juga kita berkoordinasi dengan OPD-OPD terkait, bahkan berkoordinasi dengan orangtua untuk mengetahui kondisi psikologis anak," bebernya. (aer)