Khutbah Jumat: Tiga Golongan Menyambut Bulan Ramadhan

--

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Apakah tidak merasa rugi jika kita kehilangan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Allah di bulan Ramadhan? Inilah khutbah Jumtan tentang 3 golongan menyambut bulan Ramadhan

ADA tiga golongan orang dalam menyambut bulan Ramadhan. Salah satunya, orang yang merugi, yakni golongan yang tenggelam dalam lautan duniawi, masih sibuk bisnisnya, sampai-sampai tidak memperhatikan aspek spiritual.

Inilah naskah lengkapnya;

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah

Dengan izin Allah, tidak lama lagi kita akan menyambut dan memasuki bulan Ramadhan. Bisa dikata hanya dalam hitungan jari, bulan yang penuh berkah, bulan yang padat dengan rahmat, bulan dibukanya pintu surga selebar-lebarnya, dan pintu neraka ditutup rapat-rapat, akan segera kita songsong.

Baca Juga: Inilah Daftar Kebijakan Prorakyat Presiden Prabowo, Sikap F-PKS Jelas

Jika melongok pada kenyataan yang ada, ada tiga golongan di antara manusia yang berbeda-beda dalam menyambut dan menghadapi Ramadhan:

Pertama, golongan yang menggunakan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Inilah kelompok yang terbaik. Mereka menyambut kedatangan Ramadhan dengan riang, sukacita, kebahagiaan, dan kegembiraan.

Mereka ungkapkan kebahagiaan menyambut Ramadhan dengan berpuasa dengan menjaga sunah dan adabnya, menjalankan shalat lima waktu berjamaah di masjid, mereka tunaikan qiyamullail, mendaras Al-Quran, membaca zikir, dan melakukan amal-amal kebaikan lainnya.

Golongan ini sangat menyadari bahwa Ramadhan adalah bulan untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT serta kesempatan emas meraih ampunan dari-Nya, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, kita harus berupaya dengan serius untuk masuk dan menjadi bagian dari golongan ini. Dengan begitu, kita bisa meraup rahmat serta ampunan Allah dan dibalas dengan kehidupan yang berkah tak terhingga.

Hadirin yang Dimuliakan Allah

Kedua, golongan yang mengisi Ramadhan dengan hal-hal yang nihil manfaat. Siang harinya dihabiskan dengan tidur, malam harinya dihabiskan dengan begadang sembari bersenang-senang, menonton televisi, berselancar di media sosial atau bentuk-bentuk hiburan lainnya.

Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan ibadah, di dalam sikap golongan kedua ini, dijadikan bulan hiburan. Ramadhan yang seharusnya diisi dengan amal saleh, diisi dengan kesia-siaan.

Allah SWT telah mengingatkan kita semua bahwa ciri orang beriman adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat :

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.” (QS. al-Mu’minun: 3)

Sungguh tindakan yang gegabah dan terlalu nekad jika Ramadhan yang merupakan waktu berharga kita sia-siakan begitu saja dengan hiburan yang melalaikan. Mari kita merenungkan sabda Rasulullah ﷺ :

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Celakalah seseorang yang ketika Ramadhan datang, lalu Ramadhan berlalu sebelum dia mendapatkan ampunan.”(HR. Tirmizi)

Dari hadis ini kita memetik pelajaran untuk tidak menjadi orang yang merugi karena kita menelantarkan Ramadhan dengan hiburan dan kesenangan yang tidak bermanfaat.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Berikutnya atau golongan ketiga adalah golongan yang tenggelam dalam lautan duniawi. Dalam pandangan golongan ini, Ramadhan adalah momentum untuk meraup untung besar lewat perdagangan serta bisnisnya, sampai-sampai tidak memperhatikan aspek spiritual Ramadhan.

Mereka juga terkadang menjadikan Ramadhan sebagai waktu untuk bepergian, bersenang-senang, berwisata. Allah mengingatkan kita dalam Al-Quran :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. al-Munafiqun : 09)

Apakah tidak merasa rugi jika kita kehilangan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Allah di bulan Ramadhan? Apakah tidak merasa rugi diri ini, jika Ramadhan tidak kita jadikan sebagai bulan perbaikan diri?

Tentulah kita orang yang rugi jika kita kehilangan berkah di dalamnya karena lebih fokus dalam masalah duniawi.

Oleh karenanya, mari kita manfaatkan Ramadhan yang akan datang dengan baik. Kita buru berkah demi berkah di dalamnya. Kita manfaatkan Ramadhan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Semoga Allah SWT menjadikan kita golongan yang pertama, yang memperbaiki diri di bulan yang penuh keberkahan. (Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil)

Tag
Share