Indonesia Hadapi Lonjakan Kasus DBD di Tahun 2024
Indonesia Hadapi Lonjakan Kasus DBD di Tahun 2024-foto :tangkapan layar-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Indonesia mengalami lonjakan drastis kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2024.
Hingga minggu ke-42, tercatat 203.921 kasus dengan 12.210 kematian. Angka ini melonjak tajam dibandingkan total kasus tahun 2023 yang mencapai 114.720 kasus dengan 894 kematian.
"Peningkatan ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan perlunya kewaspadaan masyarakat," ujar seorang ahli epidemiologi kesehatan masyarakat.
Penyebaran kasus DBD meliputi 482 kabupaten/kota di 36 provinsi. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis saat gejala muncul.
BACA JUGA:183 Kasus DBD, 2 Kasus Meninggal Dunia
Gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri otot, dan bintik merah pada kulit, sering kali tidak ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dini. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian akibat keterlambatan penanganan.
Data dari WHO mencatat hingga April 2024, terdapat 88.593 kasus terkonfirmasi dan 62 kematian, angka yang tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
WHO menekankan pentingnya pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk dan penggunaan kelambu atau lotion anti nyamuk.
"Kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan adalah kunci utama dalam menekan penyebaran DBD," tambah seorang pakar kesehatan tropis.
BACA JUGA:DBD Melonjak Saat Musim Hujan, Ini Langkah Pencegahannya
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap peningkatan kasus ini. Langkah pencegahan seperti menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan menabur larvasida harus dilakukan secara rutin.
Jika mengalami gejala seperti demam tinggi mendadak atau perdarahan, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan tepat waktu.
Lonjakan kasus DBD di Indonesia pada tahun 2024 menjadi peringatan penting akan ancaman kesehatan masyarakat.
Upaya bersama, termasuk edukasi, kebersihan lingkungan, dan kesadaran akan gejala, sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi darurat ini.