RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kanada mendapat pengurangan 6 poin akibat skandal drone dalam sepak bola putri Olimpiade Paris 2024. Namun hal itu tak menghentikan laju sang juara bertahan melaju ke delapan besar.
Penalti tersebut diberikan usai staf pelatih Kanada ketahuan mengintai sesi latihan Selandia Baru jelang pertemuan kedua tim dengan memakai drone. Kasus itu diusut FIFA dan berujung pengurangan 6 poin di fase grup serta denda sekitar 175 ribu Pound.
Pelatih Beverly Priestman dan dua stafnya lalu dilarang aktif dalam sepak bola selama setahun. Kanada kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga agar penalti poin dihapus atau minimal dikurangi, namun pada akhirnya ditolak per 31 Juli lalu.
Meski begitu, selagi menunggu putusan, Jessie Fleming dkk terus berjuang di lapangan. Hasilnya pun luar biasa. Kanada sukses meraih tiga kemenangan.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026: PSSI Buka Opsi Jamu Australia di SUGBK
Usai mengalahkan Selandia Baru 2-1, Kanada melanjutkan performa sip dengan membungkam Prancis 2-1 dan Kolombia 1-0. Mereka finis di urutan kedua Grup A dengan 3 poin dan lolos sebagai runner-up di bawah tuan rumah Prancis.
Hasil tersebut membawa Kanada ke perempat final untuk berjumpa Jerman di Marseille pada 4 Agustus pukul 00.00 WIB. Harapan mempertahankan medali emas yang diraih tiga tahun silam di Tokyo tetap terjaga sejauh ini.
"Kami ingin memenangkan laga terlepas putusan yang ada. Itu tak mengubah rencana permainan kami atau apa yang ingin kami lakukan," ujar Fleming selaku kapten tim, dikutip ESPN.
"Peluang yang ada tidak berpihak pada kami, tetapi kami berhasil (lolos), kami tetap bersatu melalui semuanya dan kami telah melihat hasilnya," kata Gilles, penentu kemenangan atas Kolombia pada Kamis (1/8) dini hari WIB, menambahkan.
Selain Kanada dan Jerman, enam tim lain yang lolos ke perempat final sepak bola putri adalah Amerika Serikat, Brasil, Prancis, Kolombia, Jepang, dan juara dunia Spanyol. (net)