Keterbatasan Air, Petani Terancam Gagal Tanam

Kering: Beginilah kondisi lahan persawahan petani di wilayah Lebong Utara yang mengalami kekeringan akibat kerisis air.-(rian/rl)-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Memasuki musim tanam padi tahun ini, para petani di wilayah Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Bengkulu, belum dapat memulai proses tanam secara optimal.
Keterbatasan pasokan air menjadi kendala utama yang menyebabkan keterlambatan pengolahan lahan pertanian, terutama di area sawah tadah hujan yang bergantung sepenuhnya pada curah hujan dan limpahan air dari bagian hulu.
Sejumlah petani di Lebong Utara saat ini masih berada pada tahap pembersihan lahan. Mereka belum bisa melanjutkan ke tahap pengolahan tanah maupun penanaman, karena lahan mereka belum tergenang air.
Ini disebabkan oleh aliran air dari daerah hulu, khususnya Kecamatan Amen, masih digunakan oleh petani di sana untuk keperluan tanam.
Baca Juga: 4 Terdakwa Kasus KUR Fiktif BRI Lebong Dituntut 4,5 Tahun Penjara
Alhasil, petani di bagian hilir hanya bisa menunggu air sisa yang belum tentu cukup atau datang tepat waktu.
Supri (45), salah satu petani setempat mengatakan bahwa sawah-sawah di wilayah ini sebagian besar bersifat tadah hujan, yang berarti mereka tidak memiliki sistem irigasi teknis yang andal.
Air yang tersedia sangat tergantung pada musim hujan atau distribusi air dari wilayah hulu. Situasi ini berulang hampir setiap musim tanam, dan belum ada solusi permanen yang diterapkan.
"Kami ini belum pakai traktor. Masih pakai cangkul biasa, jadi harus nunggu air datang dulu biar tanahnya lunak," kata Supri.
Menurutnya, pengolahan sawah secara tradisional hanya bisa dilakukan saat sawah tergenang air. Jika tidak, tanah terlalu keras untuk dicangkul atau dibajak manual. Karena keterbatasan alat dan teknologi, para petani sangat mengandalkan kondisi alam.
Saat air belum tersedia, mereka hanya bisa melakukan pembersihan rumput atau sisa tanaman musim sebelumnya sambil menunggu giliran aliran air dari hulu.
"Keterlambatan dalam proses tanam ini berpotensi memengaruhi produktivitas hasil panen. Jika masa tanam molor, siklus pertumbuhan padi menjadi tidak ideal, dan hasil panen bisa berkurang. Lebih parah lagi, jika hujan turun terlalu terlambat, maka kami petani bisa mengalami gagal tanam secara total," terangnya.
Ia berharap, Permasalahan ini perlunya perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun pusat. Peningkatan infrastruktur irigasi di wilayah hilir seperti Lebong Utara menjadi kebutuhan mendesak.
Selain itu, bantuan alat pertanian modern seperti traktor, pompa air, atau sistem irigasi alternatif bisa menjadi solusi jangka pendek maupun jangka panjang.