JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kasus pembunuhan berupa pembakaran rumah wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu yang menewaskan empat orang di Karo, Sumatera Utara (Sumut) terus bergulir.
Kapolda Sumut Komjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan pihaknya akan menggelar rekonstruksi kasus pembakaran rumah wartawan itu pada Jumat (19/7).
Dia menjelaskan bahwa tahapan tersebut akan dilakukan karena Polda Sumut telah menerima hasil pemeriksaan kondisi kejiwaan tersangka dari psikiater dan ahli kejiwaan.
“Hasilnya, kami melihat terdapat kesesuaian antara hasil pemeriksaan psikiater dan berita acara maupun hasil penanganan selama ini,” kata Imam ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu malam (17/7).
BACA JUGA:Tindak Perusahaan Penunggak Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Batam Serahkan SKK ke Kejaksaan
Kemudian, pemeriksaan pun akan berlanjut ke tahapan rekonstruksi di tempat kejadian perkara atau TKP.
Dalam pelaksanaan rekonstruksi nanti, Polda Sumut akan menyinkronkan keterangan dari para saksi dan pengakuan tersangka dengan bukti-bukti yang berada di TKP dan tempat-tempat lainnya.
Setelah itu, kata Imam, pihaknya akan membangun hipotesis baru dengan melihat ada atau tidaknya unsur-unsur kesengajaan.
“Tentunya yang kami harapkan adalah bisa mendapatkan gambaran dari puzzle yang kami dapatkan dari keterangan saksi, tersangka, dan barang bukti yang sudah kita olah,” tuturnya.
BACA JUGA:KPK Ingatkan 7 Ribu Caleg Terpilih Pemilu 2024 untuk Laporkan Harta Kekayaan
Sebelumnya, Polda Sumut telah menetapkan tiga tersangka pembakaran rumah yang menewaskan wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu, yakni RAS, YT, dan B atau Bebas Ginting.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan tersangka Bebas Ginting adalah orang yang memerintahkan kedua pelaku lainnya untuk membakar rumah korban.
"Tersangka B menyuruh YT membakar, serta memberikan uang Rp 130 ribu kepada RAS untuk dibelikan minyak pertalite dan solar yang digunakan membakar rumah korban," tutur Hadi.
Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Kamis (27/6) dini hari tersebut mengakibatkan empat korban jiwa, yakni Rico Sempurna Pasaribu, Efprida Boru Ginting (istri), Sudi Inveseti Pasaribu (anak), dan Lowi Situngkir (cucu). (*)