RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bengkulu Utara alami peningkatan. Tercatat, selama 6 bulan terhitung jumlah kasus Januari – Juni tahun 2024, ada 338 kasus DBD di Bengkulu Utara, sedangkan tahun 2023 lalu dari Januari Hingga Juni hanya terdapat 129 kasus DBD.
Hal tersebut diakui Kepala Sub Koordinator P2P Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, Bintoro Wahyudi.
"Saat ini ada beberapa daerah yang memang muncul angka kasus DBD cukup tinggi. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk dengan sistem sanitasi yang kurang baik. Kawasan padat penduduk dengan sistem sanitasi yang kurang baik tersebut bisa mendorong munculnya kasus DBD,” ujarnya.
Baca Juga: Hasil Kajian, Sengketa Calon Perseorangan Pitra-Martin Tidak Dilanjutkan
Pihaknya juga telah menerima arahan dari kepala daerah terkait penanggulangan dan percepatan penurunan angka kasus DBD.
Dengan pelaksanaan kerja bakti massal serentak yang dilakukan di setiap desa dan lingkungan. Kegiatan gotong royong dalam satu kali pelaksanaan.
Melainkan, bisa melakukan gotong royong setidaknya sepekan sekali sehingga bisa menghindari adanya ruang-ruang menjadi tempat pengembangbiakan nyamuk DBD.
Karena dengan lingkungan yang kotor dan sanitasi yang tidak baik bisa menjadi tempat bnerkembang biak nyamuk aedes aegypti dan membuat munculnya kasus DBD.
"Selain dengan gotong royong massal, Dinas Kesehatan juga terus melakukan fogging fokus setiap munculnya kasus DBD di satu lingkungan. Ini tersebut juga cukup berhasil karena menunjukan ada penurunan kasus di bulan Mei dan Juni. Namun Fogging adalah penanganan sementara karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan untuk jentik nyamuk hanya bisa hilang dengan gaya hidup lingkungan yang bersih," pungkasnya. (*)