RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong akselerasi kualitas perguruan tinggi.
Salah satu upayanya adalah melalui kolaborasi riset internasional. Oleh karena itu, program Partenariat Hubert Curien (PHC) Nusantara disiapkan demi memperkuat kolaborasi riset sekaligus meningkatkan jaringan akademik perguruan tinggi negeri Indonesia dengan dunia internasional, khususnya Prancis. PHC Nusantara menjadi salah satu wujud nyata dari kerja sama antara Indonesia dengan Prancis di bidang pendidikan.
Program itu memungkinkan kerja sama antara peneliti Indonesia dengan peneliti Prancis pada bidang-bidang prioritas.
Di Prancis, PHC Nusantara dikoordinasikan oleh Kementerian Eropa dan Luar Negeri (MEAE) dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset (MESR).Sementara itu, PHC Nusantara di Indonesia dikoordinasikan oleh Kemendikbudristek.
Program yang utamanya mendanai mobilitas peneliti tersebut bertujuan untuk mengembangkan pertukaran pengetahuan dan teknologi yang unggul antara pusat-pusat penelitian di kedua negara.
Para pemenang pun akan menerima manfaat dari sharing pengetahuan dan pemerolehan pengalaman melalui kegiatan penelitian bersama (joint research). Tahun ini, untuk pertama kalinya dosen politeknik negeri terlibat dalam program PHC Nusantara.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kapasitas serta kualitas riset dosen-dosen vokasi di Indonesia. Salah satu dosen politeknik yang berhasil lolos dan mengikuti program PHC Nusantara adalah Hadi Hermansyah.
Dia merupakan dosen pada Program Studi (Prodi) D-3 Alat Berat di Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) yang aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Beberapa topik penelitiannya meliputi pemodelan sirkulasi arus laut menggunakan metode 3D Mohid di Teluk Balikpapan.
“Selain bisa mengembangkan riset keilmuan, manfaat dari kegiatan ini adalah memang jejaring penelitian yang sifatnya internasional dan ini menjadi nilai tambah bagi kami para dosen,” kata Hadi.
Hadi mengambil tema Earth and Space Science dengan judul penelitian adalah “MESOSCALE EDDIES–INTERNAL WAVE INTERACTIONS AND ITS ROLE IN THE TRANSFORMATION OF THE INDONESIAN THROUGHFLOW WATERS”.
Untuk penelitiannya, Hadi akan bekerja sama dengan Laboratoire D’etudes Géodésique Océanographie Spatiale (LEGOS) di Toulouse.
Selain sesuai dengan keilmuan yang dimiliki oleh Hadi, tema bidang kemaritiman yang dipilih juga karena Prancis selama ini dikenal sebagai salah satu negara dengan riset kemaritiman yang unggul.
Mereka juga sangat tertarik dengan isu-isu lingkungan seperti pemanasan global. Riset Hadi kali ini terkait dengan isu perubahan iklim besar-besaran yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Sebagai seorang oceanografer, Hadi ingin melihat bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini sangat dipengaruhi oleh ada perubahan komposisi air laut.
“Kami ingin menghasilkan model laut regional khususnya model transformasi massa air di Perairan Indonesia dan bisa berdampak pada dunia secara keseluruhan,” tambah Hadi.