Indonesia-Prancis Berkolaborasi, Dosen Poltekba Siapkan Desain Drone Bawah Laut

Sabtu 29 Jun 2024 - 23:01 WIB

Sebagai program baru di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Hadi awalnya mengaku cukup kesulitan untuk mendapatkan mitra penelitian di Prancis.

Negara itu dinilai cukup selektif untuk melakukan kolaborasi riset dengan negara lain

“Tapi syarat dari program ini adalah kita harus memiliki mitra riset dari Prancis,” ujar Hadi.

Tak hilang akal, Hadi mencoba menghubungi Kedutaan Prancis di Indonesia untuk menjajaki peluang kerja sama dengan lembaga-lembaga penelitian Prancis yang sejalan dengan risetnya.

“Akhirnya, pihak Kedubes Prancis mencarikan lembaga yang sekiranya sesuai dan ternyata ada, kemudian direkomendasikanlah salah satunya adalah LEGOS,".

"Selanjutnya, peneliti melakukan komunikasi langsung secara intens dengan pihak mitra dan peneliti mitra di Perancis memberikan respons yang sangat baik dan sepakat dengan topik riset yang ditawarkan,” Hadi menambahkan.

LEGOS merupakan laboratorium riset yang fokus untuk menangani riset-riset yang berkaitan dengan oseanografi yang diakui dunia internasional.

Oleh karena itu, Hadi mengaku sangat tertarik akan masa depan kolaborasi riset yang akan dilakukan selama dua tahun ini.

“Penelitian tentang kemaritiman belum menjadi perhatian serius di Indonesia,” ujar Hadi yang berkeinginan untuk mengembangkan digital twin ocean sebagai basis untuk pengolahan data terkait kondisi perubahan arus di laut.

Sebagai insan vokasi pertama dalam program PHC Nusantara, Hadi berharap risetnya dapat berjalan dengan lancar.

Baik Hadi maupun mitra dari Prancis akan melakukan riset bersama-sama. Dalam waktu dekat, Hadi dan tim juga akan dikirim ke Prancis untuk melakukan riset di laboratorium mitra, begitu juga sebaliknya.

“Selain jurnal internasional yang dipublikasi pada Jurnal internasional terindeks Scopus, sebagai luaran lain dari program riset kolaborasi ini, kami juga akan merancang desain Autonomous Underwater Vehicles (UAVs)-drone bawah laut. Selama ini Indonesia cukup kesulitan untuk mengetahui kondisi bawah laut Indonesia yang memang sangat bervariasi,” ujar Hadi.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa penguatan dan kolaborasi riset dan inovasi menjadi salah satu fokus Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam rangka transformasi dan akselerasi perguruan tinggi vokasi di Indonesia.

“PHC Nusantara telah mendorong terciptanya ekosistem kolaborasi riset antara perguruan tinggi vokasi dengan periset, ilmuwan dari luar negeri khususnya dengan Prancis untuk mencari solusi atas permasalahan dan tantangan dunia yang semakin kompleks ini, seperti perubahan iklim,” kata Dirjen Kiki.

Menurut dia, pengetahuan tidak hanya dimiliki oleh satu sumber saja. Oleh karena itu, kolaborasi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan pengetahuan yang secara kolektif dapat membangun ketangguhan manusia dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

“Di sisi lain, program ini juga akan mendorong publikasi bersama yang penting dalam memajukan penelitian dan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia,” kata Dirjen Kiki. (jp)

Kategori :