Rasa lapar dan segala hal duniawi tak dia hirauakan lagi. Tujuannya hanya satu. yaitu menjadi lebih kuat. Hari berganti hari, hingga tak terasa dua tahun lamanya Serunting telah bertapa.
Daun-daun bambu telah menutup seluruh tubuhnya. “ Bangunlah wahai pangeran, kini saatnya kau bangun dari tapamu.
Sesuai janjiku. Akan kuturunkan kesaktianku padamu. Karena kau telah berhasil memenuhi syarat yang telah kuberikan padamu.” “ Ampun sang Hyang, kesaktian apa itu ?
“ Mulai sekarang, setiap kata yang kau ucapkan akan menjadi sebuah kutukan.
“ Sang pangeran segera mencoba kesaktiannya itu. Dia menunjuk ke arah tanaman tebu. “ Wahai tanaman tebu, Jadilah batu !
” Seketika tanaman tebu tersebut berubah menjadi batu. Serunting terkesima dengan kekuatan yang baru saja dia dapatkan.
Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Sang Hyang Mahameru. Sang Hyang pun berpesan kepada Pangeran Serunting untuk menggunakan kekuatannya dengan bijaksana.
Sang Pangeran memutuskan untuk berkelana sebentar sebelum kembali ke kampung halamannya. Ditengah jalan Serunting kembali mencoba kekuatannya yang baru saja dia dapatkan.
“Hamparan padi, berubahlah menjadi emas” Tiba-tiba hamparan padi ditengah sawah itu berubah menjadi hamparan emas. Namun serunting tidak mengambilnya.
Dia kembali melanjutkan perjalanan. Hingga sampailah disuatu daerah. Dia terdiam melihat tempat itu karena begitu gersang,
akhirnya dia menggunakan kekuatannya itu untuk menjadikan tempat tersebut menjadi subur kembali.
“Wahai tanah yang tandus dan gersang, Jadilah subur dan menghijau !” Tanah gersang itu kemudian berubah menjadi hamparan hijau nan sejuk.
Tanaman tumbuh dengan subur. “Wahai Sungai kering, keluarkan air jernih dan mengalirlah” Bahkan sungai yang mengering pun mengeluarkan air yang mengalir deras. Pangeran Serunting melanjutkan perjalanannya.
Kemudian terhenti sejenak saat menemui pasangan yang sudah lama berkeluarga akan tetapi tak kunjung mempunyai keturunan.
Diambilnya sehelai rambut dari sang nenek. Lalu diubahnya rambut tersebut menjadi seorang bayi. “Sehelai rambut, jadilah bayi untuk nenek tua ini” Karena kesaktiannya itu pangeran Serunting dikenal dengan nama Si Pahit lidah.
Karena apapun yang dia ucapkan selalu menjadi kenyataan. Setelah pertapaannya selama 2 tahun, Serunting yang awalnya tamak.