"Tentu ini harus menjadi perhatian semua pihak, mulai dari orang tua, guru, pemerintah desa, hingga kepolisian," ungkap Waka Polda.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Lurah Tes mengajukan pertanyaan terkait warga yang kesulitan mengelola wilayah hutan karena sebagian besar masuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Taman Wisata Alam (TWA).
Menanggapi hal tersebut, Brigjen Pol Dicky menegaskan bahwa hutan lindung memiliki aturan ketat sehingga tidak bisa digarap bebas.
"Kami menyarankan agar camat dan pemerintah desa berkoordinasi dengan Pemda Lebong, lalu diteruskan ke pemerintah pusat untuk mencari solusi yang tetap sesuai aturan," jawabnya.
Pertanyaan lain disampaikan Kades Manai Blau mengenai maraknya konsumsi tuak dan Aibon di kalangan anak-anak.
Mendengar hal itu, Waka Polda meminta pihak desa segera membuat Peraturan Desa (Perdes) sebagai landasan hukum yang melarang penjualan Aibon kepada anak-anak.
"Saya juga meminta Polsek meningkatkan patroli serta memberikan imbauan rutin kepada warung-warung agar tidak menjual bahan berbahaya tersebut dengan sembarangan," tutupnya.