Lingkungan sosial menjadi aspek yang sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Hal tersebut juga berlaku bagi siswa di sekolah.
Semakin baik lingkungan sosial siswa, semakin baik juga sosial emosional siswa tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Efriyani, dosen Departemen Psikologi Universitas Indonesia (UI). Ia telah banyak melakukan riset tentang perkembangan anak dan permasalahan pengasuhan anak usia dini. Ia juga saat ini memimpin TPA Makara dan memberikan konseling di Klinik Ruang Tumbuh. "Di dalam perkembangan anak usia dini peran dari lingkungan menjadi sangat penting dan hasil penelitian dari bagaimana nature dan nurture ini menjadi landasan antar anak dan organisasi atau institusi untuk saling membantu," katanya dalam acara dalam acara International Symposium Early Childhood Education and Development (ECED) di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (16/11/2023). Sistem Sosial Emosional AnakEfriyani mengatakan ada beberapa sistem dalam menentukan kondisi sosial emosional anak. Pertama adalah meso sistem yang membantu perkembangan sang anak. "Contohnya saat sekolah dan keluarga berinteraksi dalam upaya memberikan jalan terbaik atau cara yang sama," kata Apriyani. Selanjutnya ada ekso sistem. Yang ketiga ekso sistem. Ekso sistem ini adalah lingkungan yang tidak langsung berdampak, contohnya adalah pekerjaan orang tua. "Kemudian makrosistem, di sini menyangkut dengan norma atau value, budaya yang kita miliki," tambahnya. Dari penjelasan soal sistem sosial yang ada pada diri anak, Epriyani menekankan pentingnya peran orang tua terlebih guru dalam membentuk sikap percaya diri siswa. Ia mengungkap beberapa penelitian menunjukkan praktik pengasuhan seperti parental sub holding, autonomy support, dan pemberian disiplin yang positif akan mendukung ekso sistem dari anak yang baik. "Jadi kalau praktiknya di rumah maupun di sekolah sering mengucapkan kalimat hangat atau mengandung emosi, hal tersebut dapat membantu anak memahami kondisi mental seseorang," kata Apriyani. Menurutnya, saat guru memiliki hubungan yang positif dan less conflict maka berdampak positif pada siswa. Seperti halnya stimulasi yang diberikan guru dan literasi akan berdampak pada perkembangan bahasa siswa. Tak hanya berfokus pada karakter anak, Apriyani mengingatkan bahwa guru juga bisa membantu menumbuhkan hubungan baik antar siswa. "Anak-anak yang memiliki mikro sistemnya punya pertemanan lebih banyak dan positif, ini akan membuat mereka merasa lebih positif saat berada atau pergi ke sekolah," ungkapnya. Penelitian lain yang berhubungan dengan sosial emosional lainnya menunjukkan bahwa ketika anak memiliki hubungan yang positif dengan guru, maka mereka akan memiliki pandangan positif saat pergi ke sekolah. "Kita sering mendengar anak semangat ke sekolah karena mau bertemu teman karena mikrosistem anak soal pertemanan sangat penting," tutur Apriyani. (*)
Kategori :