RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Di tengah musim panen padi dan kopi yang seharusnya membawa kegembiraan bagi petani dengan kenaikan harga, para petani kelapa di Lebong Tengah justru menghadapi masa sulit karena harga kelapa yang jauh dari harapan. Situasi semakin rumit karena harga kebutuhan pokok petani kelapa juga tergolong tinggi.
Kasim (50), seorang petani kelapa di Desa Tanjung Bungai I, mengungkapkan bahwa sebagian besar warga di Lebong Tengah bergantung pada hasil tanaman kelapa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, harga kelapa tidak mengalami kenaikan sama sekali, yang seharusnya dapat membantu perekonomian mereka.
Baca Juga: Bengkulu Utara Siap Raih WTP, Laporan Keuangan Tepat Waktu
"Harga kelapa tua dengan ukuran Besar Perbutirnya sekarang hanya Rp 1.500, sedangkan sebelumnya Rp 2.500 per butir," ujar Kasim kemarin (4/1).
Menurut Kasim, penurunan harga kelapa di Lebong Tengah terjadi dalam satu tahun terakhir.
Jika harga kelapa terus stagnan di Rp 1.500, para petani kelapa akan semakin kesulitan, terutama bagi petani kopi.
"Iklim sulit bagi harga kelapa bisa disebabkan oleh kondisi terpencil dan sulitnya akses keluar masuk, yang membuat ongkos transportasi menjadi mahal. Pemerintah Lebong seharusnya memberikan perhatian kepada kami, para petani kecil ini," harap Kasim. (*)