Penipuan Digital Melonjak, SEON Tegaskan Pentingnya Keamanan Berbisnis di Internet

Jumat 20 Jun 2025 - 19:36 WIB

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Tingkat penipuan digital global mencapai tahap mengkhawatirkan. Menurut sebuah studi, angkanya melonjak 80 persen sejak pandemi.

Fenomena ini telah mencapai skala setara dengan PDB negara-negara G7, bahkan berpotensi masuk tiga besar ekonomi dunia, dengan pertumbuhan 37 persen setiap tahunnya. 

"Tingkat penipuan di Indonesia, bahkan lebih tinggi dibandingkan banyak negara Asia Tenggara lainnya, termasuk kasus pinjaman online ilegal (Pinjol) dan identitas sintetis," kata President, GTM (Go-To-Market), SEON Technologies, Matt DeLauro, Jumat (20/6).

Menurutnya, masalah mendasar di Indonesia, Filipina, dan Malaysia adalah ketiadaan biro pelaporan kredit tradisional yang komprehensif, menyulitkan lembaga keuangan menilai kelayakan kredit.

BACA JUGA:KPK Mulai Usut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus 2024

Solusi SEON mampu mengisi kekosongan ini dengan menyediakan penilaian risiko penipuan akurat berdasarkan jejak digital, bahkan tanpa riwayat kredit formal. 

"Karenanya, kami hadir untuk menjadikan internet tempat yang lebih aman untuk berbisnis," kata Matt DeLauro.

Fokus utama dengan menghadirkan teknologi revolusioner untuk membedakan pelanggan yang sah dari para penipu, scammer, dan pelaku kejahatan finansial. Selama ini banyak perusahaan bergulat dengan metode pencegahan penipuanv terfragmentasi, mengandalkan spreadsheet manual dan sistem terpisah yang tidak efisien.

SEON mengubah paradigma ini dengan menciptakan platform tunggal yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML) untuk memberikan visibilitas dan perlindungan real-time di seluruh perjalanan pelanggan.

"Platform kami beroperasi dengan menganalisis jejak digital calon pelanggan secara komprehensif," ungkapnya.

SEON mengumpulkan data ini dari berbagai sumber, termasuk API dan SDK mereka, kemudian memprosesnya melalui model machine learning yang canggih untuk menghasilkan skor risiko khusus.

Analisis data unik yang dilakukan SEON mencakup Sidik Jari Perangkat (Device Fingerprinting), Analisis Perilaku Pelanggan, Analisis Jaringan, Geolokasi, Data Telekomunikasi, Verifikasi E-mail Real-time. 

Juga analisis Intelijen AML dan KYC, untuk memeriksa rekening bank, informasi kartu kredit, serta meninjau daftar Politically Exposed Persons (PEP), individu yang dikenai sanksi, dan daftar kejahatan untuk memastikan kepatuhan dan mencegah pencucian uang.

"Hal ini menciptakan jaringan data yang luas dari bank dan fintech yang bekerja sama, memungkinkan keputusan pendanaan yang lebih baik," ujarnya.

Selain itu, SEON juga akan memperkenalkan solusi Anti-Money Laundering (AML) yang terintegrasi, mengatasi pendekatan terpisah yang sering digunakan bank besar terhadap pencucian uang dan penipuan. 

Kategori :