Dampak Harga Kopi Naik, Permintaan Bibit Kopi di Lebong Tengah Meningkat

Kopi: Terlihat masyarakat Lebong Tengah menanam bibit kopi di polibek.-(carles/rl)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kenaikan harga kopi di pasaran saat ini membuat banyak masyarakat di Kecamatan Lebong Tengah, Kabupaten Lebong, memilih untuk beralih menjadi petani kopi.

Komoditas perkebunan tersebut dinilai lebih menjanjikan dibandingkan dengan tanaman lain, karena harganya yang stabil dan terus menunjukkan tren peningkatan.

Salah satu warga Desa di Lebong Tengah, Reno, mengatakan bahwa keputusan untuk menanam kopi diambil karena hasilnya dinilai lebih menguntungkan. 

"Kami para petani lebih memilih bertani kopi karena harganya sedang tinggi dan kemungkinan besar tidak akan turun dalam waktu dekat," katanya. 

Baca Juga: 7 Desa di Bingin Kuning Siap Cairkan Dana Desa Tahap II, 2 Desa Masih Proses di Kecamatan

Reno juga berharap agar harga kopi tetap stabil agar kesejahteraan petani dapat meningkat.

Hal senada disampaikan oleh petani lainnya, Rangga (40). Ia menuturkan bahwa minat warga untuk membuka lahan perkebunan kopi semakin besar sejak harga kopi naik beberapa bulan terakhir. 

Menurutnya, sebelum membuka lahan baru, petani harus menyiapkan bibit kopi terlebih dahulu agar proses penanaman bisa berjalan lancar. 

"Sebelum membuka lahan, bibit harus disiapkan lebih dulu. Setelah lahan siap, tinggal menanam dan merawat," jelas Rangga.

Para petani di Lebong Tengah menilai, bertani kopi merupakan investasi jangka panjang yang mampu memberikan hasil ekonomi lebih baik dibandingkan komoditas pertanian lainnya.

Selain itu, kondisi geografis dan iklim di wilayah Lebong juga dinilai sangat cocok untuk pengembangan tanaman kopi robusta dan arabika. 

"Harapan kami harga kopi bisa terus bertahan seperti sekarang, supaya petani semakin bersemangat dan ekonomi desa ikut tumbuh," tambah Rangga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan