RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Setelah sempat anjlok, petani kopi di Kabupaten Lebong kembali sumringah. Menyusul, harga kopi menunjukkan tren membaik secara signifikan.
Dari sebelumnya bertahan di kisaran Rp 50 ribu per kilogram, kini harga kopi kering melonjak hingga menyentuh Rp 57 ribu sampai Rp 58 ribu per kilogram.
Sementara itu, kopi basah dihargai Rp 140 ribu hingga Rp 150 ribu per kaleng, tergantung dari kualitas dan tingkat kematangan buah kopi.
Kabar ini disambut baik oleh petani dan pelaku usaha kopi lokal, terutama menjelang puncak musim panen yang biasanya terjadi pada pertengahan tahun.
Baca Juga: Pasca Idul Adha, Harga Bapok Stabil
Harga yang membaik ini tentu menjadi harapan baru bagi petani untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari jerih payah mereka selama masa perawatan dan pemeliharaan kebun kopi.
Salah satu pengumpul kopi (toke) di Kecamatan Lebong Tengah, Hendi (40), mengungkapkan bahwa peningkatan harga kopi sudah mulai terasa dalam sepekan terakhir.
Ia menyebut, minat beli dari pembeli luar daerah juga mulai meningkat seiring naiknya kualitas dan stabilitas pasokan dari petani lokal.
"Harga kopi sekarang sudah lumayan bagus. Dalam seminggu terakhir terus naik, dan saat ini untuk kopi kering sudah kami beli Rp 58 ribu per kilogram. Sementara untuk kopi basah, kami beli Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu per kaleng," ujar Hendi, pada Minggu (15/6).
Ia juga menambahkan, rata-rata kualitas kopi dari wilayah Lebong Tengah saat ini berada di kisaran 86 hingga 87 persen, yang tergolong tinggi untuk standar kopi lokal.
Menurutnya, jika cuaca tetap mendukung dan pasokan stabil, bukan tidak mungkin harga kopi akan terus mengalami peningkatan dan bisa tembus hingga Rp 65 ribu per kilogram dalam waktu dekat.
"Prediksi kita, harga kopi bisa tembus di angka Rp 65 ribu per kilogram. Ini sinyal bagus bagi petani, apalagi saat ini sedang masa panen. Mereka jadi lebih bersemangat karena harga cukup menjanjikan," jelasnya.
Di sisi lain, Husrok (45), salah satu petani Kopi mengaku mulai bergairah kembali untuk mengelola lahan mereka dengan lebih optimal.
Pasalnya, harga yang stabil bahkan cenderung naik memberi dorongan kuat bagi mereka untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
"Kami berharap pemerintah daerah dan dinas terkait bisa terus mendampingi petani dalam hal pelatihan, distribusi pupuk, dan penguatan kelembagaan tani agar kesejahteraan petani kopi bisa terus meningkat.