Dia bilang butuh waktu sampai tiga bulan dari Juli untuk bisa merampungkan semuanya. Sehingga pada 28 Oktober nanti, operasionalisasi koperasi desa bisa dimulai, termasuk dengan seluruh aktivitasnya.
Guna memastikan kecakapan para pengelola koperasi ini, Ferry Juliantono menyatakan pihaknya bakal melatih mereka terlebih dahulu.
Di samping itu, para pengelola juga tidak dilepaskan begitu saja, melainkan akan didampingi.
“Kami juga akan melibatkan kooperasi-kooperasi yang sukses, badan-badan usaha yang sukses di wilayah tersebut untuk menjadi kakak asuh, segala macam,” katanya.
Adapun koperasi desa ini dibagi ke dalam empat wilayah, yakni Wilayah I, II, III, dan IV. Data terbaru menunjukkan capaian signifikan di beberapa wilayah, terutama di Jawa Tengah, Sulawesi Barat, NTB, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur — lima provinsi yang telah menyumbang lebih dari 50 persen capaian nasional. Wilayah I dan II mencatat progres tertinggi.
Ferry diketahui berpengalaman luas terkait koperasi. Alumni Universitas Padjajaran dan Universitan UI ini pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Induk Koperasi Pondok Pesantren, Waketum Dewan Koperasi Indonesia, Sekretaris Dewan Pembina Induk Koperasi Unit Desa, Ketua Dekopinwil DKI Jakarta, Sekretaris Jenderal Syarikat Islam, hingga Ketum Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). (jp)