RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sekjen Laskar Merah Putih (LMP) Abdul Rachman Thaha menilai positif dukungan TNI untuk pengamanan lingkungan kejaksaan baik Kejati maupun Kejari sesuai surat telegram Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Menurut ART -sapaan Abdul Rachman Thaha, masyarakat tahu persis bahwa salah satu anasir utama perusak kehidupan negara-bangsa hari ini adalah koruptor.
"Mereka bergerak di seluruh sendi kehidupan, terstruktur, dan ini yang paling mencemaskan, bahkan menginfiltrasi sekaligus mengontaminasi lembaga-lembaga yang sejatinya harus bertanggung jawab atas penegakan hukum itu sendiri," kata ART.
Dia menyebut kesadaran masyarakat akan bahaya korupsi itulah yang Kejagung baca secara saksama. Rasa muak masyarakat terhadap korupsi harus diredakan dengan langkah penegakan hukum yang berskala luas dan tanpa pandang bulu.
"Kejaksaan Agung memilih jalan itu. Operasi besar-besaran pemberantasan korupsi sudah ditekan tombolnya," ucap mantan senator asal Sulawesi Tengah itu.
ART menilai Kejaksaan Agung paham bahwa lembaga-lembaga lain punya keinginan melakukan hal serupa. Namun, dukungan publik diakui memang merupakan sumber energi utama bagi Korps Adhyaksa.
"Dukungan itu menjadi sebab mengapa komitmen kian kuat dan konsolidasi internal Kejaksaan Agung kian kokoh, sebagai syarat keberhasilan dalam menjalankan operasi besar ini," ucapnya.
Menurut dia, kampanye pemberantasan korupsi ini niscaya tidak berjalan mudah. Penghambatnya akan datang dari tiga pihak.
Pertama, para koruptor. Namun, ini dinilai 'sepele'. Bukti-bukti korupsi sudah terkumpul. Tinggal menunggu waktu sampai datang hari ketika para 'pengerat' itu mengucapkan salam perpisahan kepada anggota komplotan mereka.
Kedua, katanya, oknum penegak hukum yang "membacok dari belakang", " menggunting dalam lipatan", "musang berbulu domba".
"Itulah sejumlah metafora tentang berbahayanya musuh dalam selimut. Namun, selama masyarakat dan Presiden terus memberikan kepercayaannya kepada jaksa-jaksa yang kita banggakan, para oknum penegak hukum itu akan kami posisikan sebagai lawan," tuturnya.
Ketiga, kata ART, adanya segelintir pengacau yang menyalahgunakan ruang kebebasan untuk merusak penegakan hukum. Namun, dia meyakini para jurnalis profesional yang berpihak pada kebenaran, serta para opinion makers yang idealis, akan membungkam para pengacau itu.
ART berharap Kejaksaan Agung terus waspada. Namun juga realistis. Sebab, ketiga pihak tadi akan menjadikan operasi pemberantasan korupsi berskala masif ini sebagai medan yang berbahaya.
"Berbahaya bagi asa masyarakat akan tegak lurusnya dunia penegakan hukum, berbahaya pula bagi keselamatan para jaksa," ujarnya.
Atas dasar itu, kata ART, Kejagung membuka diri bagi semua kalangan, kementerian, lembaga, individu, organisasi, untuk bersama menjalankan operasi yang pastinya berat dan berisiko ini.