LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atau yang dikenal dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Bengkulu menyebut ada 483 keluarga di Kabupaten Lebong yang berisiko stunting.
Hal ini terungkap dalam kegiatan Kolaborasi Integrasi Quick Win Kemendukbangga di Provinsi Bengkulu dan Sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Kabupaten Lebong yang digelar di lokasi PT. PGE Lebong Selatan kemarin (23/12).
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, SH, MH, menyatakan bahwa stunting merupakan isu krusial dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang sehat, kuat, dan berdaya saing.
Untuk itu, pencegahan stunting harus melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, perusahaan, masyarakat, akademisi, hingga media.
BACA JUGA:Cegah Stunting, Pemdes Suka Damai Gelar Rembuk Stunting
"Masalah stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu lembaga atau kementerian saja. Kolaborasi lintas sektor sangat penting agar upaya penurunan prevalensi stunting bisa lebih cepat tercapai, terutama di Kabupaten Lebong," ujar Zamhari.
Menurutnya, di Kabupaten Lebong sendiri tercatat ada 483 Keluarga dengan Risiko Stunting (KRS). Meskipun angka ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Bengkulu.
Zamhari meyakini dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah dan sektor swasta, Kabupaten Lebong bisa mencapai target bebas stunting.
"Dengan gotong royong antara BUMN/BUMD, swasta, komunitas, akademisi, bukan tidak mungkin Kabupaten Lebong akan segera bebas dari stunting," tegasnya.
BACA JUGA:Kemendukbangga/BKKBN Raih Penghargaan di Ajang Penganugerahan Reksa Bandha 2024
Dirinya juga mengapresiasi PT. PGE Hulu Lais, sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Lebong, tercatat aktif dalam mendukung pencegahan stunting dan berkomitmen dalam program percepatan penurunan angka stunting di Lebong.
"Kami berharap perusahaan lain yang beroperasi di Kabupaten Lebong dapat mencontoh komitmen dan langkah PT. PGE dalam penanganan dan pencegahan stunting," harapnya.
Zamhari juga mengungkapkan pentingnya pemetaan akar masalah stunting, termasuk pelaporan dan penyajian data terkait kemajuan penanganannya.
Dalam rangka itu, BKKBN menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program Genting, yang fokus pada pemberian bantuan untuk keluarga berisiko stunting.
"Bantuan yang diterima KRS tidak akan langsung masuk ke rekening BKKBN, melainkan ke rekening Baznas. Baznas kemudian akan menyalurkan bantuan ini sesuai dengan data KRS yang telah diverifikasi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa-desa," jelas Zamhari.