RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Meskipun sejumlah lahan sawah di Kabupaten Lebong telah memasuki masa panen pada Musim Tanam Kedua (MT2), harga beras tetap bertahan tinggi di kisaran Rp 200 ribu per kaleng.
Tingginya harga ini menjadi keluhan bagi masyarakat Lebong yang merasakan beban biaya beras yang tak kunjung turun.
Tuti (50), seorang pemilik penggilingan padi di Lebong Tengah, menjelaskan bahwa panen MT2 tidak cukup signifikan untuk memengaruhi harga beras.
Baca Juga: Camat Dorong Perangkat Desa Tetap Kompak
Hal ini disebabkan hanya sebagian kecil lahan yang panen pada musim tanam ini, dan hanya terjadi di beberapa desa, seperti di Desa Karang Anyar.
"Meski ada panen padi di beberapa tempat, pengaruhnya terhadap harga beras hampir tidak ada karena jumlah panennya sedikit," ujar Tuti kepada Radar Lebong.
Menurut Tuti, harga beras baru akan turun pada panen Musim Tanam Pertama (MT1) yang biasanya melibatkan panen secara menyeluruh di berbagai wilayah.
Sedangkan pada MT2 ini, ketersediaan beras masih terbatas, sementara permintaan tetap tinggi.
"Harapan kami, semoga pada panen MT1 nanti tidak ada kendala agar harga beras bisa kembali stabil," tutup Tuti.