CIKARANG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PT Ferron Par Pharmaceuticals, yang merupakan bagian dari Dexa Group di Cikarang pada Kamis (7/11).
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung fasilitas produksi fitofarmaka serta proses manufaktur farmasi dan obat tradisional yang aman dan berkualitas.
Wakil Ketua Komisi IX Putih Sari mengapresiasi fasilitas produksi PT Ferron Par Pharmaceuticals, yang memenuhi standar cara pembuatan obat dan obat tradisional yang baik (CPOB dan CPOTB) untuk memastikan keamanan, khasiat, mutu, keterjangkauan, dan kepatuhan terhadap ketentuan halal.
“Kami juga mendorong agar percepatan terhadap ketahanan industri obat, sesuai dengan asta cita Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengedepankan dan mengembangkan bahan baku obat dalam negeri, untuk bisa kita utamakan,” ujarnya.
BACA JUGA:Sri Mulyani Buka-bukaan soal Peluang APBN Perubahan, Permintaan Prabowo?
Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung industri farmasi, terutama dalam pengembangan riset yang memanfaatkan kekayaan bahan baku alam Indonesia.
Putih Sari mendorong industri obat seperti PT Ferron Par Pharmaceuticals untuk bisa terus mengembangkan Research and Development dalam pemanfaatan bahan baku dari alam untuk produk obat tradisional dan suplemen kesehatan
"Komisi IX DPR RI mendorong agar percepatan terhadap ketahanan industri obat, termasuk obat tradisional dan suplemen kesehatan bisa dilaksanakan secara baik. Hal ini sesuai dengan amanat UU Kesehatan dan Instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, termasuk ketahanan bahan baku obat tradisional dan suplemen kesehatan, di mana negara Indonesia sangat kaya akan bahan alam," tambahnya.
Dia juga mendukung agar obat berbahan alam yang telah tersertifkasi fitofarma bisa masuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
BACA JUGA:Berburu Ikan Berujung Maut, Pria di Malang Tewas Tertembak Senapannya Sendiri
Komisi IX akan memastikan penggunaan fitofarmaka sampai ke hilir.
“Komisi IX akan memastikan kebijakan terkait penggunaan produk-produk fitofarmaka masuk ke dalam program JKN, sehingga kemandirian produk obat, suplemen, dan obat tradisional bisa optimal mulai dari hulu sampai ke hilirnya,” ungkap Putih Sari.
Sementara itu Direktur PT Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno menyampaikan fasilitas produksi Ferron memiliki sertifikasi nasional seperti dari Badan POM dan juga sertifikasi internasional.
“Sejak 2008 kami mendapat sertifikasi dari Inggris yakni dari UK-MHRA. Sejak saat itu kami aktif mengekspor produk ke Inggris dan kami pertahankan hingga saat ini, bahkan meluas hingga ke Polandia dan Belanda. Selain itu kami mendapat audit dari Portugal dan kami memburu sertifikasinya. Kita juga mendapat sertifikasi dari Australia, Jerman,” jelasnya.
Benny melanjutkan, untuk mendukung kemandirian farmasi, Ferron juga memproduksi obat kanker yang saat ini untuk memenuhi kebutuhan JKN.