RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Tenis kursi roda, cabang olahraga yang kini dikenal luas, memiliki sejarah yang menarik dan berliku.
Olahraga ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 di California, Amerika Serikat, oleh Brad Parks, seorang atlet ski air yang mengalami cedera tulang belakang dan kelumpuhan.
Parks, bersama rekannya Jeff Minnenbaker, mengembangkan tenis kursi roda sebagai bagian dari proses rehabilitasi.
"Kami melihat potensi besar dalam permainan ini dan memutuskan untuk mengembangkannya lebih jauh," ujar Brad Parks, yang kini dikenal sebagai pelopor tenis kursi roda.
Perkembangan tenis kursi roda tidak berhenti sebagai terapi; olahraga ini mulai dikenal secara kompetitif dan akhirnya dipertandingkan di Paralimpiade pertama kali pada tahun 1988 di Korea Selatan.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Bertemu Fauzi Bowo, Bahas Persiapan Pilkada DKI Jakarta 2024
BACA JUGA:Kajari Tekankan Netralitas ASN dan Pengelolaan Dana Desa Jelang Pilkada
Sejak saat itu, tenis kursi roda telah berkembang pesat. Belanda tercatat sebagai negara paling sukses dalam cabang ini, dengan total 23 medali emas, 15 perak, dan 13 perunggu hingga Paralimpiade Tokyo 2020.
Menjelang Paralimpiade 2024 di Paris, tenis kursi roda akan menampilkan berbagai nomor, termasuk perempat final tunggal putra, semifinal ganda putra, dan final ganda putri.
"Kami sangat antusias menyambut pertandingan-pertandingan ini dan berharap dapat melihat pertunjukan yang spektakuler," kata seorang juru bicara Paralimpiade 2024.
Tenis kursi roda bukan hanya sebuah bentuk terapi, tetapi juga telah menjadi cabang olahraga yang kompetitif dan inklusif, menarik perhatian dan minat dari berbagai kalangan.
Jadwal lengkap pertandingan dapat diakses melalui sumber resmi.