Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut: Mengapa Zona Ini Menjadi Fokus Ilmuwan?
Potensi gempa bumi di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut-foto :tangkapan layar/youtube-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut dianggap sangat berbahaya oleh ilmuwan karena akumulasi energi yang dapat memicu gempa bumi dan tsunami besar.
Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, yang dikenal dengan aktivitas gunung api dan gempa bumi.
Salah satu ancaman utama adalah gempa megathrust, yang terjadi di zona megathrust—wilayah pertemuan kerak benua dan kerak samudra.
Indonesia memiliki setidaknya 16 zona megathrust, namun zona Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menimbulkan kekhawatiran khusus di kalangan ilmuwan.
BACA JUGA:Apakah Burung Murai Batu Perlu Kerondong?
Sejarah mencatat dua gempa besar di zona Mentawai-Siberut pada tahun 1797 dan 1833. Namun, sejak saat itu, tidak ada gempa besar yang tercatat di zona tersebut.
Sebaliknya, gempa besar terjadi di sekitarnya, seperti gempa Aceh 2004 dan Nias 2005. Demikian pula, zona Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa besar pada tahun 1752, yang juga menyebabkan tsunami.
Menurut Irwan, Guru Besar Geodesi Gempa Bumi dari ITB, ada tiga faktor yang menentukan potensi gempa di suatu wilayah: catatan historis, aktivitas kegempaan saat ini, dan akumulasi energi.
Berdasarkan catatan, ketiga faktor tersebut terpenuhi di zona megathrust Mentawai-Siberut dan Selat Sunda, menjadikannya daerah berisiko tinggi.
BACA JUGA:Basmi Kutu pada Murai Batu dengan Daun Sirih, Begini Caranya
Pengamatan geodetik menunjukkan bahwa kedua zona ini sedang mengakumulasi tegangan yang berpotensi memicu gempa bumi besar, bahkan tsunami.
Meskipun potensi ini semakin meningkat, Irwan berharap gempa tidak terjadi dalam waktu dekat.