Peluang Emas! Mengenal Universality Place, Sistem Kualifikasi Alternatif Olimpiade

Universality Place, Sistem Kualifikasi Alternatif Olimpiade-foto :tangkapan layar-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Olimpiade merupakan ajang bergengsi bagi para atlet untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka di kancah internasional.

Namun, tidak semua negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengirimkan atletnya ke Olimpiade.

Hal ini dikarenakan sistem kualifikasi yang ketat, yang seringkali hanya menguntungkan negara-negara dengan infrastruktur dan pembinaan atlet yang lebih maju.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, International Olympic Committee (IOC) menerapkan sistem Universality Place (UP).

BACA JUGA:Muhammad Zohri Melesat ke Olimpiade Paris 2024, Ulangi Prestasi di Tokyo?

Sistem ini memberikan kuota tambahan bagi National Olympic Committee (NOC) negara yang gagal meloloskan atletnya ke salah satu cabang olahraga Olimpiade.

Tujuannya adalah untuk memastikan partisipasi semua NOC di Olimpiade dan memberikan kesempatan bagi atlet-atlet dari negara berkembang untuk menunjukkan bakat mereka di panggung dunia.

Bagaimana Cara Kerja Universality Place?

Setiap NOC memiliki poin peringkat untuk setiap cabang olahraga berdasarkan performa atletnya di kompetisi internasional.

BACA JUGA:Ramalan Kiamat 29 Juni 2024: Antara Fakta dan Kehebohan Maya

NOC dengan poin peringkat terendah di setiap cabang olahraga berhak mendapatkan kuota UP, dengan syarat memenuhi persyaratan minimum tertentu, seperti partisipasi aktif dalam kompetisi internasional dan pembinaan atlet yang berkelanjutan.

Universality Place di Olimpiade Paris 2024

Pada Olimpiade Paris 2024, Universality Place menjadi peluang bagi Lalu Muhammad Zohri, seorang sprinter Indonesia, untuk berlaga di nomor Men's 100m.

Zohri, yang sebelumnya lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 melalui sistem kualifikasi biasa, gagal mencapai target waktu di Olimpiade Taipei 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan