Sosialisasi Kekerasan Anak, DPPPA Hanya Bisa Numpang Kegiatan MKKS Sekolah
BENGKULU UTARA - Menanggapi banyaknya kasus kekerasan terhadap anak anak yang belakangan ini muncul, terutama di wilayah Kecamatan Napal Putih Bengkulu Utara. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Bengkulu Utara pun angkat bicara. Pihak DPPPA ini sudah berupaya melakukan sosialisasi secara maksimal bersama sekolah. Hal ini disampaikan oleh Kepala DPPPA BU Solita Maida, M.Pd.
"Kami sudah berusaha untuk proaktif dalam mengupayakan langkah-langkah pencegahan dan pendampingan kepada seluruh korban kekerasan seksual kepada anak yang terjadi di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, khususnya Kecamatan Napal Putih. Salah satunya, dengan jemput bola melalui kegiatan sekolah untuk melakukan sosialisasi, yang sudah dibuat MoU bersama sekolah se BU, guna mencegah dan pendampingan terhadap korban kekerasan seksual terhadap anak anak," ungkapnya.
Baca Juga: Raih Best Practice, Bupati BU Paparkan Optimalisasi Penggunaan Data PK-22
Ia pun mengaku, kegiatan sosialisasi ini hanya dapat dilaksanakan dengan menumpang pada kegiatan MKKS. Salah satunya seperti pada kegiatan MKKS SMP se BU pada 22 November lalu. Sejauh ini, pihaknya hanya bisa numpang pada kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, lantaran keterbatasan anggaran untuk kegiatan tersebut.
"Jika kehadiran kami dibutuhkan, kita siap melakukan pencegahan maupun pendampingan. Artinya, kita membuka ruang seluas-luasnya kepada seluruh pihak dengan menggandeng kami untuk berkolaborasi mengatasi kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak. Ia pun berharap, upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak, ini turut dimasukan ke dalam program kerja pemerintah desa," imbuhnya.
Sejauh ini diakuinya, kehadiran DPPA memiliki anggaran dari pemerintah. Hanya saja dukungan anggaran yang diberikan ke DPPA, itu berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik. Sehingga anggaran, itu hanya bisa dikelola oleh DPPA dalam konteks pendampingan terhadap korban itu tidak ada.
"Anggaran ini bisa kita gunakan ketika ada korban, untuk sosialisasi tidak ada. Jadi kalau tidak ada korban, tidak bisa kita gunakan. Intinya anggaran yang sudah ada saat ini khusus untuk pendampingan korban saja," demikian Solita. (aer)