Harbuknas 2024: Kemendikbudristek Luncurkan Sastra Masuk Kurikulum

Kepala Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo (kedua dari kiri) menyampaikan penguatan sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.-Foto: Humas Kemendikbudristek-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengemas perayaan Harbuknas 2024 dengan berbagai kegiatan menarik.

Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek Supriyatno mengungkapkan kegiatan pemantik literasi seperti gelar wicara dengan tema sastra, pameran buku unggulan terbitan Kemendikbudristek, dan aktivitas literasi berupa dan live drawing akan menjadi bagian peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) 2024.

"Gelar Wicara Sastra mengajak guru untuk lebih kreatif dan adaptif dalam memanfaatkan karya sastra. Diskusi dengan narasumber di bidang sastra diharapkan mampu memantik guru dalam mengadapasi karya sastra dalam bentuk yang lebih beragam," kata Supriyatno dalam taklimat media peringatan Harbuknas 2024 di kantor Kemendikbudristek, Senin (20/5).

Dia memaparkan rangkaian kegiatan Harbuknas 2024 sudah dimulai sejak 19 - 20 Mei 2024 secara hibrida dengan melibatkan pemangku kepentingan, komunitas, dan praktisi pendidikan.

Baca Juga: 6 Manfaat Air Kencur Campur Jahe yang Luar Biasa

Di awali dengan kegiatan berbagi buku yang dilakukan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek pada Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Day pada Minggu (19/5).

Acara ini berlangsung di halaman parkir Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek dan Rumah Cegah, Senayan, Jakarta, dihadiri 500 peserta dan 1.000 bukubtelah dibagikan.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan Buku Pendidikan dari Pusat Perbukuan dan buku bacaan bermutu lainnya, termasuk model buku nonteks untuk peserta didik berkebutuhan khusus yang tersedia dalam format audio dan menggunakan bahasa isyarat.

Selanjutnya peluncuran “Sastra Masuk Kurikulum” dan gelar wicara tentang sastra yang dilaksanakan di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta yang dilaksanakan pada Senin, 20 Mei.

Kepala Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo menyampaikan penguatan sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.

Praktik baik sastra merupakan upaya untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengasah kreativitas dan penalaran peserta didik, sehingga berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila.

"Melalui diadakannya berbagai kegiatan yang menarik, diharapkan masyarakat akan terinspirasi untuk membaca lebih banyak buku, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka, serta mengembangkan budaya literasi, serta mengembangkan kreativitas dan imajinasi," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan Anindito peluncuran “Sastra Masuk Kurikulum” sebagai penghargaan terhadap karya sastra Indonesia.

Tujuannya untuk memberi ruang yang lebih besar terhadap pemanfaatan karya sastra dalam implementasi Kurikulum Merdeka khususnya terkait dengan peningkatan minat baca, menumbuhkan empati, dan mengasah kreativitas serta nalar kritis murid.

Selain itu, pemanfaatan karya sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.

Praktik baik sastra merupakan upaya untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengasah kreativitas dan penalaran peserta didik, sehingga berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila.

Sebagai kebijakan turunan dari Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, program “Sastra Masuk Kurikulum” didasari oleh tujuan Kurikulum Merdeka. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024, Kurikulum Merdeka salah satunya bertujuan untuk menguatkan kompetensi dan budaya literasi membaca.

"Program Sastra Masuk Kurikulum ini dirancang sebagai ruang untuk mengeksplorasi pengalaman membaca dan keterampilan membaca peserta didik," ujar Anindito.

Dia menambahkan pendidik bisa menggunakan daftar buku yang direkomendasikan yang telah disusun Pusat Perbukuan sebagai “menu” yang dapat dipilih dan ditetapkan melalui Keputusan Mendikbudristek Nomor 025/H/P/2024.

Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan pendidik dalam pemilihan buku sastra, misalnya kebutuhan kelas, kemampuan peserta didik, topik yang sedang hangat dibicarakan, minat peserta didik, dan sejauh mana kesiapan pendidik untuk dapat membawakan buku pilihan. Kemendikbudristek menyediakan panduan penggunaan buku sastra yang direkomendasikan, berisi gambaran singkat buku dilengkapi dengan  catatan penafian konten buku, panduan penggunaan buku, serta keterkaitan dengan mata pelajaran Kurikulum Merdeka.

Informasi tentang buku-buku terbitan Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) dapat diakses melalui laman http://buku.kemdikbud.go.id. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan