Konon SYL Pernah Beli Lukisan Seharga Rp 200 Juta, dari Sini Duitnya

Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjalani pemeriksaan lanjutan di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (29/11/2023), setelah penetapan Firli Bahuri sebagai tersangka.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Saksi kasus gratifikasi Menteri Pertanian periode 2019-2023 Syahrul Yasin Limpo (SYL), Raden Kiky Mulya Putra, mengungkapkan mantan atasannya itu pernah membeli lukisan seniman Sujiwo Tejo senilai Rp 200 juta.

Adapun uang untuk membeli lukisan itu berasal dari kas para eselon I Kementerian Pertanian dan pinjaman vendor.

Kiky yang merupakan mantan Kepala Sub-Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, menyebut pembayaran atas lukisan itu meliputi Rp 70 juta dari dana eselon I Kementan yang dikumpulkan dalam kas, serta Rp 130 juta dari salah satu vendor di Kementan.

"Pembayaran lukisan berasal dari arahan Kabag Rumah Tangga Kementan Arief Sopian dan Plt. Kabiro Umum Kementan Zulkifli," ujar Kiky dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (6/5).

Baca Juga: Peras ASN Sidoarjo, Gus Muhdlor Ali Terancam Hukuman Maksimal 20 Tahun Penjara

Kiky menceritakan pada mulanya dia diminta datang ke ruangan Zulkifli untuk menyelesaikan pembayaran lukisan yang dibeli SYL tersebut, tetapi dirinya tidak memiliki sebanyak itu.

Kendati demikian, Kiky tetap diminta untuk membayar dalam jumlah tersebut sehingga dia meminta bantuan vendor di Kementan dan mengambil uang kas dari patungan para eselon I Kementan.

Setelah itu, Kiky langsung membayar uang lukisan itu melalui transfer ke rekening Sujiwo Tejo yang didapat dari Zulkifli.

Meskipun menjadi orang yang membayar lukisan tersebut secara langsung, Kiky mengaku belum pernah melihat seperti apa lukisan itu.

"Yang saya dengar lukisannya disimpan di Kantor NasDem, tetapi saya tidak paham itu," ujarnya.

Sebelumnya, SYL didakwa melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan dalam rentang waktu 2020 hingga 2023.

Pemerasan dilakukan bersama Kasdi Subagyono selaku Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021–2023 serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Tahun 2023 Muhammad Hatta sebagai koordinator pengumpulan uang dari para pejabat eselon I dan jajarannya, antara lain untuk membayarkan kebutuhan pribadi SYL. (jp)

Tag
Share