Operasi Sunyi Menggoyang Legitimasi Ulama

Ketika ulama tak hanya digempur dengan senjata ideologi, tetapi juga dengan strategi delegitimasi yang membungkam wibawa keagamaannya.-Foto: net-

Kita sedang hidup di era di mana kebenaran tidak lagi diukur dari validitas ilmu, tetapi dari daya sebar. Inilah masa ketika like menggantikan sanad, dan viral menggantikan legitimasi. Karena itu, jihad intelektual hari ini bukan hanya melawan kebodohan, tetapi melawan banjir informasi yang menyesatkan.

Santri dan ulama harus merebut kembali ruang digital sebagai arena dakwah dan pencerahan. Mereka perlu menguasai teknologi tanpa kehilangan kesalehan, dan menghadirkan spiritualitas yang mampu menjawab krisis makna generasi baru.

Dalam konteks Indonesia, perlawanan terhadap delegitimasi ulama juga berarti menjaga tradisi Islam moderat yang menjadi fondasi kebangsaan. Islam Nusantara tidak lahir dari kompromi politik, melainkan dari sintesis budaya dan teologi yang berakar pada realitas lokal.

Ketika ulama dilemahkan, maka sendi sosial yang menjaga harmoni antaragama dan antarbudaya juga rapuh. Karena itu, memperkuat ulama berarti memperkuat Indonesia yang berkeadaban. Ulama bukan musuh modernitas, tetapi penjaga agar modernitas tidak kehilangan arah kemanusiaannya.

Operasi sunyi yang menggoyang legitimasi ulama hanya bisa dihadapi dengan konsolidasi ilmu dan integritas. Ulama harus tampil bukan sebagai simbol masa lalu, tetapi sebagai pembimbing masa depan.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Fathir ayat 28: “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah para ulama.”

Ayat ini mengingatkan bahwa kekuatan ulama bukan pada kekuasaan, tetapi pada kedalaman takutnya kepada Tuhan—yang darinya lahir keberanian moral untuk melawan setiap bentuk penjajahan, baik yang kasat mata maupun yang berselimut wacana.

Akhirnya, di tengah riuh globalisasi, propaganda, dan polarisasi politik, menjaga wibawa ulama berarti menjaga kompas moral bangsa. Sebab tanpa ulama, Islam kehilangan panduan; tanpa santri, warisan itu tak berlanjut; dan tanpa kepercayaan, agama kehilangan daya ubahnya.

Ulama adalah lentera yang menuntun umat dalam kegelapan zaman—dan tugas umat adalah memastikan cahaya itu tidak padam, meski ditiup angin kencang dari segala arah. (net)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan