Tafsir yang Menyakitkan: Janji Berkat atau Alat Justifikasi Genosida?

Benyamin Netanyahu memanipulasi ayat Alkitab Kejadian 12:3 untuk membenarkan dan mendukung kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina, sebuah penyalahgunaan teks suci yang menindas keadilan dan kemanusiaan.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - ADA yang menarik perhatian saya ketika menyimak pernyataan bersama Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu. Di bagian akhir pidato ‘Bibi’ Netanyahu, dia dengan angkuh mengatakan bahwa kehancuran yang dialami rakyat Gaza adalah nubuat dari Alkitab. Dia mengutip ayat Kejadian 12:3;

“Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau (Abraham), dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau; dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Baik Kristen maupun Yahudi melihat ayat ini sebagai dasar hubungan antara Allah dengan Abraham dan keturunannya (Israel). Namun, mereka memiliki interpretasi yang berbeda mengenai bagaimana “berkat” itu akan terwujud

Dalam Yudaisme: Ayat ini menyoroti peran sentral bangsa Israel (keturunan Abraham) sebagai pembawa terang dan berkat bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam Kekristenan: Ayat ini diyakini digenapi melalui Yesus Kristus, yang adalah keturunan Abraham. Mereka percaya bahwa Kristus adalah “berkat” yang dimaksud, yang membawa keselamatan kepada “semua kaum di muka bumi.”

Tapi ayat ini sering dijadikan dasar teologis oleh kelompok Kristen Zionis yang mendominasi politik AS untuk mendukung Israel modern tanpa syarat.

Di banyak mimbar gereja Evangelikal, terutama di Amerika Serikat, ayat tersebut dijadikan dasar dukungan tanpa syarat bagi negara Israel modern. Ayat ini, yang sebenarnya merupakan janji Allah kepada Abram (Abraham), ditafsirkan oleh sebagian kalangan sebagai mandat teologis untuk mendukung Israel apa pun kebijakannya.

Namun, apakah benar ayat ini berbicara tentang negara Israel modern? Bagaimana konteks aslinya, dan bagaimana tafsir Kristen arus utama memahaminya?

Konteks Biblis Kejadian 12:3

Kejadian 12:3 menceritakan panggilan Allah kepada Abram untuk meninggalkan tanah asalnya menuju tanah yang akan ditunjukkan Tuhan, Kanaan—negeri Palestina. Dalam perjanjian itu, Allah berjanji menjadikan Abram sebagai bangsa besar, memberkatinya, dan melalui dia semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.

Janji ini pertama-tama ditujukan kepada pribadi Abram dan keturunannya, bukan kepada entitas politik modern. Ayat ini juga mengandung dimensi universal: berkat melalui Abram tidak hanya untuk keluarganya, tetapi bagi seluruh bangsa.

Tafsir Kristen Zionis

Sejak abad ke-19, lahir aliran dispensationalisme dalam teologi Protestan Amerika. Salah satu ciri utamanya adalah keyakinan bahwa kembalinya orang Yahudi ke tanah Israel adalah penggenapan nubuat Alkitab menjelang akhir zaman. Dari sinilah muncul tafsir Kristen Zionis terhadap Kejadian 12:3.

Menurut tafsir ini:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan