Tafsir yang Menyakitkan: Janji Berkat atau Alat Justifikasi Genosida?

Benyamin Netanyahu memanipulasi ayat Alkitab Kejadian 12:3 untuk membenarkan dan mendukung kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina, sebuah penyalahgunaan teks suci yang menindas keadilan dan kemanusiaan.-Foto: net-
Banyak ahli biblika menekankan bahwa menafsirkan Kejadian 12:3 sebagai dukungan otomatis terhadap Israel modern adalah anakronisme—membaca ayat kuno dalam kerangka politik kontemporer. Israel modern adalah entitas politik abad ke-20, sedangkan janji kepada Abraham bersifat spiritual dan transhistoris.
Memaksakan ayat ini untuk melegitimasi pendudukan atau kebijakan diskriminatif berarti mengabaikan konteks biblis dan nilai universal Alkitab.
Ayat Kejadian 12:3 memang berbicara tentang berkat dan kutuk, tetapi inti pesannya adalah janji Allah yang bersifat universal melalui iman Abraham. Menjadikan ayat ini sebagai legitimasi politik Israel modern bukan hanya menyempitkan maknanya, tetapi juga dapat menjustifikasi ketidakadilan terhadap bangsa lain, termasuk rakyat Palestina.
Tugas komunitas iman bukanlah memperalat teks suci untuk membenarkan kekuasaan politik yang zalim, melainkan menghidupkan spirit berkat universal yang membawa keadilan, perdamaian, dan martabat bagi seluruh umat manusia. (net)