Tionghoa Sholehah

Catatan Dahlan Iskan-foto :disway.id-
Nama-nama itu tentu sulit dieja oleh para dosen mereka di sana. Saya sulit membayangkan bagaimana dosen mereka memanggil nama Ramadhana Catriona Zerlinda.
Ada jalan keluarnya. Mereka akan punya nama Tionghoa di sana. Setiap mahasiswa Indonesia punya nama Tionghoa di sana. Saya pun jadi penasaran: siapa kira-kira nama Tionghoa untuk santriwati seperti Hijriyatus Sholehah.
Kepala SMA Nurul Jadid Drs Rahardjo menyebut pemberangkatan mereka itu didukung oleh Lembaga Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa (LKPBT) Jawa Timur.
Setiap kali ke Tiongkok saya dengan mudah bertemu mahasiswa yang latar belakangnya pesantren. Wanitanya pakai jilbab. Di kota mana saja. Pun seperti ketika saya ke kota sekecil Rizhao, Shandong, kapan itu.
Disway sendiri tahun ini ditunjuk untuk mengirim wartawan ke Tiongkok. Hanya Disway dan Kompas. Selama lima bulan di sana.
Disway menunjuk Doan Widhiandono, untuk tugas itu. Doan sudah berangkat pekan lalu. Di sana ia akan merasakan bekerja bersama awak media Tiongkok di perusahaan media mereka.
Dulu Amerika yang menyediakan fasilitas seperti itu. Kini Tiongkok yang melakukannya. Tentu dengan bahasa dan gaya yang berbeda.(Dahlan Iskan)