Nur Faizin Soroti Aksi Borong Saham Direksi Bank Jatim di Tengah Skandal Kredit Fiktif

Anggota Komisi C DPRD Jatim Nur Faizin.-foto: net-
SURABAYA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Anggota Komisi C DPRD Jatim Nur Faizin menyoroti aksi borong saham yang dilakukan jajaran direksi dan komisaris PT Bank Jatim (BJTM) di tengah belum selesainya skandal kredit fiktif BUMD tersebut.
Menurutnya, aksi beli saham oleh manajemen memang sah secara aturan dan bisa dilihat sebagai strategi jangka pendek untuk meredam kepanikan pasar.
Namun, dia menilai langkah tersebut tidak menyentuh akar persoalan.
“Borong saham ini bersifat simbolik dan jangka pendek, apalagi nilainya hanya sekitar Rp428 juta untuk empat pejabat, itu sangat kecil dibanding kapitalisasi pasar BJTM dan potensi kerugian dari kasus kredit bermasalah," ujar Faizin tertulis, Jumat (19/7).
Dia menduga aksi beli saham tersebut sengaja dilakukan untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap kinerja saham BJTM, yang terus merosot sejak skandal kredit fiktif mencuat ke publik pada Februari 2025 lalu.
"Saham Bank Jatim yang terus merosot tidak bisa dilakukan hanya dengan aksi borong saham oleh jajaran dan direksi seperti ini, yang harus dilakukan itu evaluasi menyeluruh terhadap manajemen di Bank Jatim, niscaya kepercayaan publik akan kembali dan saham pasti naik,” katanya.
Dia menjelaskan pergerakan saham BJTM menunjukkan pasar tidak puas dengan penanganan skandal tersebut.
Dia menyebut harga saham sempat bertengger di level Rp585 per lembar pada akhir Januari, lalu anjlok ke Rp454 per lembar di akhir Februari setelah isu fraud mencuat.
“Saham Bank Jatim langsung anjlok, sempat naik lagi sedikit ketika menjelang RUPS, lalu anjlok lagi setelah RUPS selesai, ada apa? Berarti pasar tidak puas dengan hasil RUPS tersebut," jelasnya.
Seharusnya, kata dia, yang dilakukan Bank Jatim bukan sekadar membeli saham sendiri, melainkan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan manajemen risiko yang dinilainya lalai hingga kasus kredit fiktif bisa terjadi.
Politikus muda dari PKB itu menilai aksi beli saham ini juga berpotensi cacat secara etika dan tata kelola, mengingat skandal kredit fiktif belum tuntas diselesaikan secara transparan.
“Bank Jatim ini milik rakyat Jawa Timur. Maka pengelolaannya pun harus mencerminkan prinsip public accountability, bukan hanya orientasi pada harga saham semata,” tuturnya.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia Sekretaris Perusahaan PT Bank Jatim Fenty Rischana mengungkapkan empat petinggi bank pelat merah itu memborong saham BJTM pada 2 Juli 2025.
Total ada 894.000 lembar saham dibeli di harga Rp480 per lembar, dengan total transaksi mencapai Rp428,9 juta. Rinciannya, Direktur R Arief Wicaksono membeli 260.800 lembar, Direktur Umi Rodiyah 207.300 lembar, Direktur Arif Suhirman 258.200 lembar, dan Komisaris Adhy Karyono 167.700 lembar.