Kemendikdasmen Larang Keras Penggunaan Tas Aneh dan Pakaian Warna-warni saat MPLS

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen Gogot Suharwoto menyampaikan pelaksanaan MPLS Ramah merupakan gerbang awal pembentukan karakter serta adaptasi menyeluruh bagi peserta didik baru di satu-Foto Humas Kemendikdasmen-

Menurut Rusprita, MPLS Ramah adalah upaya untuk menjadikan sekolah sebagai ruang yang aman dan menyenangkan sejak hari pertama.

Dia menjelaskan kegiatan-kegiatan dalam MPLS Ramah dirancang untuk membangun karakter dan menciptakan pengalaman belajar yang positif.

“MPLS Ramah mencakup penanaman nilai karakter melalui gerakan tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pagi Ceria, serta pengenalan sarana dan prasarana sekolah,” ujarnya.

Dia menambahkan kegiatan ini juga memperkuat interaksi antara murid baru dan seluruh warga sekolah, melakukan asesmen literasi dan numerasi sebagai dasar strategi pembelajaran, serta mengenalkan budaya sekolah termasuk visi, misi, dan program-programnya.

“Intinya, MPLS Ramah bukan sekadar pengenalan lingkungan fisik, tetapi juga penguatan secara emosional dan sosial,” kata Rusprita.

Namun demikian, tidak semua aktivitas dapat dibenarkan dalam MPLS Ramah.

Rusprita mengingatkan kegiatan yang bersifat tidak masuk akal, tidak edukatif, atau mengandung unsur kekerasan dan perundungan tidak boleh dilakukan.

Kemendikdasmen tidak membenarkan aktivitas yang tidak relevan dan justru membuat peserta didik tidak nyaman.

Misalnya, penggunaan tas aneh, pakaian warna-warni yang berbeda antara kanan dan kiri, atau simbolisasi yang tidak bersifat edukatif, semua itu dilarang.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai kata 'Ramah' itu sendiri.

Apakah merupakan akronim? Rusprita menjawab bahwa kata 'Ramah' bukanlah akronim.

Dia menjelaskan kata 'Ramah' digunakan sebagaimana maknanya, yaitu sikap yang baik hati, bersahabat, manis budi, dan menyenangkan.

“Ini bukan sekadar program, tetapi pendekatan yang menyentuh hati dan membangun hubungan positif sejak hari pertama,” ucapnya.

Selanjutnya, Rusprita turut menyampaikan bahwa peran guru dalam pelaksanaan MPLS Ramah sangat sentral.

Mereka adalah perancang dan pelaksana utama kegiatan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan