Daya Tampung SPMB 2025 di Sekolah Negeri Terbatas, Kemendikdasmen Siapkan Solusinya

Daya Tampung SPMB 2025 di Sekolah Negeri Terbatas, Kemendikdasmen Siapkan Solusinya-foto :jpnn.com-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Daya tampung SPMB 2025 di sekolah negeri terbatas, Kemendikdasmen menyiapkan solusinya. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara aktif melakukan pemantauan pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di berbagai wilayah.
Menyikapi keterbatasan daya tampung sekolah, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, mendorong pemerintah daerah (pemda) meningkatkan akses dan pemerataan mutu pendidikan melalui kerja sama dengan sekolah swasta yang terakreditasi.
"Pemerintah terus berupaya meningkatkan akses dan pemerataan mutu pendidikan melalui kerja sama dengan sekolah-sekolah swasta terakreditasi membantu siswa dari keluarga tidak mampu bersekolah di swasta," tutur Wamen Atip saat kunjungan kerja ke Serang baru-baru ini.
Sebelumnya, Wamen Atip sempat berdiskusi dengan Sekretaris Daerah Kota Serang, Nanang Saefudin, dan Kepala SDI Persis 55 Serang, Hasbullah, terkait pelaksanaan SPMB di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Prabowo dan PM Anwar Ibrahim Sepakat Selesaikan Masalah Perbatasan Indonesia-Malaysia
Diskusi mencakup isu daya tampung sekolah dan pentingnya dukungan pemerintah terhadap siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri.
Pada kesempatan tersebut, Kepala SDI Persis 55 Serang, Hasbullah, menyampaikan bahwa pelaksanaan SPMB di sekolahnya berjalan lancar, tetapi masih banyak calon siswa yang belum tertampung karena keterbatasan ruang kelas.
Ia berharap ke depan kapasitas sekolah bisa ditingkatkan agar makin banyak anak yang dapat mengakses pendidikan.
Wamen Atip juga mengapresiasi kondisi lingkungan sekolah yang dinilai bersih dan nyaman sebagai pendukung proses belajar mengajar.
Ia menekankan bahwa tampilan fisik sekolah yang rapi dan sehat mencerminkan kemajuan pendidikan.
“Fasilitas pendidikan yang bersih menunjukkan perhatian terhadap kesehatan dan kenyamanan belajar, bukan sekadar kemewahan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter dan mencerdaskan peserta didik.
Menurutnya, guru tidak bisa digantikan oleh teknologi karena pendidikan pada hakikatnya adalah proses membimbing dengan hati dan keteladanan “Teknologi adalah alat bantu, tetapi nilai-nilai dan keteladanan tetap diberikan oleh guru. Itulah mengapa guru harus terus didukung kesejahteraannya dan ditingkatkan kompetensinya,” jelasnya.
Sebagai bentuk konkret penguatan karakter sejak dini, Kemendikdasmen juga tengah mendorong pembiasaan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” di sekolah-sekolah. Kebiasaan ini mencakup bangun pagi, berolahraga, makan bergizi, belajar, berkegiatan sosial, dan tidur lebih awal.