Khutbah Jumat: Keutamaan Ramadhan, Menggapai Kemuliaan di sisi Allah

--

Hadirin Jamaah yang dimuliakan Allah

Puasa Ramadhan juga mendapati hukum serupa sesuai dengan al-Baqarah: 183. Dibuka dengan kalimat iman, setelah itu dijelaskan ketentuan puasanya. Dalam pengertian yang sama, Allah SWT memerintahkan kepada kita membuktikan keimanan kita melalui penunaian Puasa Ramadhan. Orang yang malas menunaikan Puasa Ramadhan, malam mengisi ibadah didalamnya, ini menunjukkan imannya lemah dan bermasalah. Orang yang semangat mengisi Ramadhan, semangat menunaikan shalat, semangat tilawah al-Qurán, ini menunjukkan imannya kuat. Jadi puasa Ramadhan sekaligus mempertaruhkan keadaan dan kekuatan iman kita dihadapan Allah SWT.

Timbul pertanyaan, untuk apa semua pertaruhan iman itu dihadirkan? Jika melakukan kajian yang mendalam terhadap ayat-ayat al-Qurán yang dibuka dengan kata iman, biasanya informasi yang disampaikan mengandung keistimewaan yang tidak biasa, mengandung sesuatu yang luar biasa, yang memberikan perubahan pada kehidupan kita atau pahala yang melimpah.

Dengan itulah Allah mewajibkan puasa Ramadhan ini, karena Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, dengan sifat penuh kasih dan saying-Nya itu menginginkan semua hamba-Nya mendapatkan anugerah terbaik disisiNya. Semua hambanya mendapatkan kemuliaan dihadapan Allah SWT. 

Bila kita amati, hampir seluruh kemuliaan yang kita dapatkan setiap hari itu terkumpulah saat datangnya Bulan Ramadhan. Tiap hari kira berdoa, maka dalam Ramadhan 24 Jam itu muncul keutamaan untuk berdoa. Bahkan satu diantara rangkaian puasa itu ayat tentang doa, tepatnya surah al-Baqarah ayat 186: 

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Ayat ini adalah satu diantara rangkaian ayat puasa, yang tepatnya tadi pada ayat 186 yang mengapit ayat 183, 184, 185, dan 187 surah al-Baqarah tentang Puasa. Begitu pun demikian saat hari-hari bias akita bertobat meminta ampunan kepada Allah, maka di Bulan Ramadhan, siang dan malamnya adalah ampunan. Setiap detiknya, setiap menitnya. Maka ketika pagi memohon ampun, Sabda Nabi sampaikan “Man Shama Ramadhan Imanan wahtisaba, Gufira lahu ma taqaddma min zambih”. 

Siapa yang puasa dari terbit fajar sampai dengan magrib, ia tunaikan puasanya karena Iman kepada Allah. Dia tinggalkan makan karena Allah, tinggalkan minum karena Allah, tinggalkan syahwat karena Allah, dia taati Allah dan berharap pahala dan mengevaluasi dirinya, memohonkan ampunan kepada Allah, maka digugurkan semua dosa yang pernah dikerjakan selama hidupnya.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Ketika pagi hilang dosa, dan malam kembali berdosa, maka keluar Sabda Nabi yang baru “Man Qaama Ramadhan Imanan wahtisaba, Gufira lahu ma taqaddma min zambih”. Siapapun yang malamnya menunaikan ibadah Qiyam Ramadhan, mengisi ibadah itu dengan ikhlash karena Allah, berharap pahala, ditunaikan karena keimanan serta mengevaluasi dirinya meminta ampun kepada Allah. Maka diampuni semua dosa yang pernah dikerjakan selama hidupnya. Siangnya bersih, malamnya bersih. Yang berharap pahala digandakan berkali lipat. Shalat yang biasa diberikan pahala, Ketika Ramadhan digandakan berkali lipat. Infaq diberikan pahala, infaq ditunaikan dibulan Ramadhan, pahala digandakan berkali lipat.

Ada hamba yang sudah disampaikan ke bulan Ramadhan, terbentang sebulan penuh, siang dan malamnya ampunan. Namun ia tidak menggunakan waktu Ramadhan ini untuk mengambil Anugerah yang Allah berikan. Ketika pejabat memberikan hadiah 100 juta, kita semua senang menerimanya. Allah berikan kita hadiah di Bulan Ramadhan, ampunan dosa, kasih sayang, hingga pahala yang melimpah. Tapia da hamba yang mengabaikan dan tidak mengambilnya. Maka dari itu kata Nabi SAW keterlaluan orang itu, celaka Ketika dating Bulan Ramadhan, ia tidak termotivasi untuk mendapatkan seminimalnya ampunan dari Allah SWT. 

Mari kita isi bagian-bagian Ramadhan ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, perbanyak amal kita dipagi hari, tingkatkan amal kita amal dimalam hari. Dan jangan lupa untuk berdoa kepada Allah untuk ditolong oleh Allah sehingga mampu meningkatkan amal ini. (Oleh: Najihus Salam - Mahasantri Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan