Hipotensi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Hipotensi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya-foto :tangkapan layar-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang berada di bawah 90/60 mmHg.
Dalam kondisi normal, tekanan darah manusia berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Jika tekanan darah terlalu rendah, aliran darah ke otak serta organ vital lainnya, seperti jantung dan ginjal, dapat terganggu.
Meskipun hipotensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang serius, dalam beberapa kasus kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab, gejala, serta cara mengatasi hipotensi agar tetap sehat dan terhindar dari risiko komplikasi.
BACA JUGA:Rahasia Tulang Sehat: Manfaat Alga Merah yang Kaya Kalsium
Jenis-Jenis Hipotensi
Hipotensi dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan penyebabnya:
1. Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik terjadi ketika seseorang merasa pusing atau lemas saat berdiri setelah duduk atau berbaring dalam waktu lama. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan sistem peredaran darah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan posisi tubuh.
BACA JUGA:Manfaat Memasak bagi Kesehatan Mental dan Pola Makan Sehat
2. Neurally Mediated Hypotension (NMH)
Jenis hipotensi ini disebabkan oleh gangguan komunikasi antara otak dan jantung. Biasanya, NMH terjadi ketika seseorang berdiri terlalu lama, menyebabkan darah berkumpul di kaki dan tekanan darah turun secara tiba-tiba.
3. Hipotensi Postprandial
Hipotensi postprandial terjadi setelah makan, terutama pada lansia. Setelah makan, darah mengalir ke sistem pencernaan dalam jumlah besar untuk membantu proses metabolisme, yang dapat menyebabkan tekanan darah turun.