Hipotensi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Hipotensi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya-foto :tangkapan layar-
2. Reaksi Alergi (Anafilaksis)
Reaksi alergi berat atau anafilaksis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, denyut jantung cepat, kulit pucat, dan pingsan.
3. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti obat antihipertensi, diuretik, dan antidepresan, dapat menyebabkan hipotensi sebagai efek sampingnya. Jika tekanan darah menurun akibat konsumsi obat, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau mengganti obatnya.
4. Penyakit Jantung dan Gangguan Hormon
Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung atau aritmia, dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan hipotensi. Selain itu, ketidakseimbangan hormon akibat gangguan tiroid atau diabetes juga dapat menurunkan tekanan darah.
5. Infeksi Berat (Sepsis)
Sepsis adalah infeksi parah yang telah menyebar ke aliran darah. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun secara signifikan, yang berpotensi mengancam jiwa.
Cara Mengatasi Hipotensi
Penanganan hipotensi harus disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut beberapa cara yang dapat membantu mengatasi tekanan darah rendah:
1. Perbanyak Konsumsi Cairan
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan menjaga tekanan darah tetap stabil. Disarankan untuk minum air putih setidaknya 8 gelas per hari.
2. Perhatikan Pola Makan
Mengonsumsi makanan yang kaya akan garam dan nutrisi penting, seperti vitamin B12 dan asam folat, dapat membantu meningkatkan tekanan darah. Hindari makan dalam porsi besar sekaligus, terutama jika Anda sering mengalami hipotensi postprandial.
3. Hindari Perubahan Posisi Secara Tiba-Tiba