Tahun 2024, Diprediksi Harga Beras Masih Naik

--

Perum Bulog memprediksi harga beras naik sampai tahun depan akibat fenomena El Nino dan masa paceklik. Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya mengatakan musim paceklik merupakan masa tidak adanya panen raya yang kemungkinan terjadi sampai akhir Maret 2024.

"Kondisinya memasuki paceklik di Desember ini seperti diketahui ini tidak ada panen raya sampai dengan kurang lebih akhir Maret (2024). Fenomenanya akan mengalami kenaikan harga kemudian ada bencana El Nino double hit yang memukul harga," kata Tomi dalam diskusi di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (15/12/2023).

Oleh sebab itu, pemerintah berencana memperpanjang bantuan pangan beras sampai tahun depan. Hal ini dilakukan dalam rangka membantu masyarakat bawah agar tidak terdampak harga beras yang tinggi.

"Bantuan pangan yang sedang berlangsung ada 2 tahap. Tahap pertama Maret, April, dan Mei itu 641 ribu ton. Kemudian September sampai November sudah selesai dan sekarang telah ditambah lagi di bulan Desember ini. Jadi per kemarin, total bantuan pangan beras sudah tersalurkan sebanyak 1,4 juta ton," jelasnya.

Selain menyalurkan bantuan pangan, operasi pasar juga akan terus dilakukan untuk menekan harga yang diprediksi terus meningkat. Operasi pasar ini dengan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ukuran 5 kg melalui pasar tradisional, ritel modern hingga Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dengan harga Rp 54.500 per 5 kg.

"Sampai kemarin, sudah terealisasi beras SPHP 1,1 juta ton," terangnya.

Meski harga beras diprediksi masih tinggi tahun depan, Tomi mengatakan penyaluran bantuan pangan dan operasi pasar sejauh ini telah menekan harga beras cukup signifikan.

Untuk harga beras medium memang masih di angka Rp 13.000 per kg, sementara premium saat ini sekitar Rp 13.700 per kg, dari sebelumnya sempat menyentuh Rp 15.000 per kg.

Pihaknya menjamin, kedua langkah itu dapat menekan harga beras hingga tahun depan. "Itu (bantuan pangan dan operasi pasar) membuat harga cenderung tidak fluktuasi, jadi masyarakat tidak perlu khawatir karena operasi pasar akan terus digelontorkan," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan