Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-Paru: Fakta dan Penjelasan Medis

Paus Fransiskus hidup dengan satu paru-paru-foto :tangkapan layar-

Menurut Dr. Ronald Kristal, pakar paru dari New York Presbyterian, infeksi bakteri dapat merusak jaringan paru secara signifikan.

Beberapa strain bakteri bahkan bisa menghancurkan organ-organ halus seperti paru-paru. Dokter sering kali tidak punya pilihan selain mengangkat bagian paru yang terinfeksi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Kasus Paus Fransiskus menunjukkan bagaimana pneumonia yang tidak teratasi dapat berujung pada tindakan radikal seperti pengangkatan paru.

Infeksi Lain yang Berpotensi Menyebabkan Pengangkatan Paru

Selain pneumonia, beberapa infeksi lain seperti tuberkulosis dan infeksi jamur juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru.

Jika tidak diatasi dengan cepat, kondisi ini bisa berakhir pada pengangkatan organ. Faktor lainnya adalah cacat bawaan, yang dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan paru atau pembuluh darah yang abnormal, sehingga mempengaruhi fungsi pernapasan dan kesehatan paru-paru secara keseluruhan.

Dampak Kehilangan Satu Paru terhadap Kesehatan

Kapasitas Paru yang Cukup

Meski kehilangan satu paru, manusia memiliki cadangan kapasitas paru yang memungkinkan mereka untuk tetap menjalani kehidupan normal.

Paus Fransiskus diyakini mampu mempertahankan kesehatan secara keseluruhan meskipun hanya memiliki satu paru-paru. Dengan kapasitas paru yang ada, tubuh masih bisa menyesuaikan untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara efektif.

Kualitas Hidup Setelah Pengangkatan Paru

Banyak pasien yang menjalani operasi pengangkatan paru tetap dapat hidup dengan kualitas hidup yang baik.

Kapasitas paru-paru yang tersisa biasanya mampu beradaptasi dan bekerja dengan lebih efisien.

Oleh karena itu, meski kehilangan sebagian dari organ vital tersebut, seseorang tetap dapat menjalani kehidupan aktif dan sehat, seperti yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus.

 

Tag
Share