Cooling Pad vs Vacuum Cooler: Mana yang Lebih Efektif untuk Laptop Gaming Anda?

Kamis 08 Aug 2024 - 11:42 WIB
Reporter : Reni Apriani
Editor : Reni Apriani

Cooling Pad: Cooling pad bekerja dengan meniup udara dingin ke laptop. Selain itu, cooling pad sering kali dilengkapi dengan meja laptop yang bisa diatur ketinggiannya untuk kenyamanan ergonomis.

Keunggulan: Cooling pad lebih tenang dan tidak berisik, serta memiliki fitur tambahan seperti RGB dan port USB ekstra.

H3: Pengaruh Cooling Pad terhadap Performa

Pengujian Cinebench R23: Cooling pad menunjukkan hasil stabil di 18.000 hingga 19.000 poin, sedikit lebih rendah dibandingkan vacuum.

Pengujian 3D Max: Skor suhu GPU dengan cooling pad lebih tinggi, mencapai 99.7%.

Render di Premiere Pro: Waktu render dengan cooling pad adalah 1 menit 24 detik, lebih lama dibandingkan vacuum.

Pengujian Gaming: Pada Cyberpunk 2077, cooling pad menghasilkan rata-rata FPS 93, maksimum 112 FPS, dan minimum 83 FPS, menunjukkan performa yang hampir sama dengan vacuum.

Suhu dan TDP (Thermal Design Power)

H2: Pengaruh Terhadap Suhu dan TDP

Vacuum: Suhu spike mencapai 90 derajat Celsius dengan TDP stabil di 120 watt. Vacuum menunjukkan kestabilan performa dengan suhu dan TDP yang lebih tinggi.

Cooling Pad: Suhu spike mirip dengan vacuum, tetapi TDP stabil di 35 watt. Cooling pad menunjukkan kestabilan performa yang mirip dengan vacuum, tetapi dengan TDP yang lebih rendah.

H3: Pengujian Suhu dan TDP di Berbagai Skenario

Rendering di Premiere Pro: Suhu tertinggi tanpa cooling adalah 65 derajat Celsius, vacuum mencapai 75 derajat Celsius, dan cooling pad 70 derajat Celsius.

Rendering 3D: Suhu stabil tanpa cooling adalah 70 derajat Celsius, vacuum 80 derajat Celsius, dan cooling pad mirip dengan vacuum.

Gaming: Pada Cyberpunk 2077, suhu spike tanpa cooling adalah 64 derajat Celsius, vacuum 80-82 derajat Celsius, dan cooling pad 82 derajat Celsius. TDP stabil dengan cooling pad adalah 36 watt, vacuum lebih tinggi di 45 watt.

Kesimpulan

Kategori :