Indonesia semakin menunjukkan taringnya di dunia internasional. Seperti yang terlihat dalam Sidang Umum Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO ke-42 di Markas Besar UNESCO Paris, Prancis yang digelar dari tanggal 7-22 November 2023 lalu.
Pada pertemuan yang diadakan setiap dua tahun sekali itu, seluruh perwakilan negara-negara anggota UNESCO membicarakan program dan anggaran hingga memilih Anggota Dewan Eksekutif yang akan bertugas selama empat tahun. Sidang Umum UNESCO ke-42 Tahun 2023 menjadi salah satu momentum gemilang Indonesia dengan diraihnya lima prestasi loh. Apa saja? Berikut daftarnya dikutip dari laman resmi Kemdikbud, Senin (4/12/2023). 5 Prestasi Indonesia di Sidang Umum UNESCO ke-421. Terpilih sebagai Anggota Dewan Eksekutif UNESCO
Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO 2023-2027 pada tanggal 15 November 2023 lalu. Ini adalah kali ke-8 negara kita menjadi Dewan Eksekutif UNESCO sejak bergabung menjadi anggota pada tahun 1950. Tahun 2023, Indonesia mendapat 154 suara untuk memenuhi kuota 6 alokasi kursi Dewan Eksekutif UNESCO untuk Kelompok Regional IV. Negara kawasan Asia-Pasifik lainnya yang juga jadi Dewan Eksekutif periode yang sama yakni Pakistan (157 suara), Bangladesh (144 suara), Sri Lanka (144 suara), Korea Selatan (129 suara), dan Australia (114 suara). Salah satu tugas Indonesia dalam jabatan ini adalah untuk berpartisipasi aktif dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis terkait program-program dan kebijakan UNESCO. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah mengungkapkan dengan dukungan UNESCO, Indonesia diberikan kepercayaan oleh dunia internasional. Terutama untuk memajukan isu pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan serta komunikasi dan informasi di tingkat global. 2. Terpilih sebagai Anggota Dewan Internationall for the Development of Communication (IPDC)
Satu hari setelahnya, Kamis (16/11/2023) waktu setempat, Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan IPDC mewakili Kelompok Regional IV bersama dengan Thailand. Mengutip laman Kementerian Luar Negeri, Dewan IPDC memiliki tanggung jawab penting dalam mengawasi program komunikasi dan informasi UNESCO untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Nantinya, Indonesia akan ikut serta dalam menentukan kebijakan, pemantauan, dan visi dalam kebebasan berekspresi hingga transformasi digital. Langkah ini adalah sebuah upaya untuk memastikan kebebasan fundamental dijamin secara daring dan luring serta sesuai standar internasional. 3. Meresmikan Indonesia Corner di Markas Besar UNESCO
Indonesia Corner di markas besar UNESCO bernama Jalan Nusantara atau the Archipelago Street yang diresmikan pada tanggal 13 November 2023. Jalan Nusantara didedikasikan sebagai ruangan pameran yang isinya 11 benda seni dari pemerintah Indonesia kepada UNESCO. Kesebelas benda budaya tersebut adalah replika tengkorak manusia purba, maket Borobudur, maket Prambanan, relief Samudra Raksa, Lukisan Kematian Kumbakarna karya Nyoman Mandra, Garuda Wisnu Kencana karya Nyoman Nuarta, souvenir perak Borobudur, patung pemain Seruling, dan angklung robot karya Eko Mursito. Selain itu, terdapat peta dan inventaris digital yang menawarkan ikhtisar dari keseluruhan 66 warisan budaya dan alam UNESCO di Indonesia. 4. Penetapan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO
Penetapan Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO terjadi pada tanggal 20 November 2023. Bahasa persatuan ini menjadi bahasa resmi yang ke-10 setelah Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindia, Italia, dan Portugis. Penetapannya dilakukan dengan penandatanganan dan pengadopsian Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi pleno konferensi ini. Duta Besar Republik Indonesia untuk Perancis, Andorra, dan Monako Mohamad Oemar mengakui langkah ini adalah sebuah upaya untuk peningkatan kesadaran terhadap bahasa Indonesia. Selain itu, Indonesia dan UNESCO semakin erat dalam kerja sama terhadap pengembangan budaya di tingkat internasional. 5. Penetapan Hari Lahir 2 Pahlawan Indonesia Jadi Perayaan Internasional
Di hari penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO pada 22 November 2023 lalu, Indonesia mendapat akhir yang manis dengan ditetapkannya hari lahir 2 pahlawan Indonesia jadi perayaan internasional UNESCO. Keduanya adalah pejuang perempuan dari Aceh yakni Keumalahayati dan sastrawan AA Navis. Penetapan tokoh ini berdasarkan tiga kriteria, yaitu:
1. Tahun kelahiran atau kematian terkait dengan cita-cita dan misi UNESCO
2. Mewakili keterwakilan gender, hanya usulan anumerta yang dapat diajukan.
3. Tokoh memiliki peristiwa universal. Usulan minimal didukung oleh dua negara dan memiliki dampak besar bagi negara maupun dunia. Nah itulah 5 prestasi Indonesia dalam Sidang Umum ke-42 UNESCO tahun 2023. (*)
Kategori :