RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Di pasar modal Indonesia, saham gocap merujuk pada saham yang diperdagangkan dengan harga sangat murah, biasanya di sekitar atau di bawah Rp 50 per lembarnya.
Julukan “gocap” sendiri berasal dari bahasa slang untuk lima puluh.
Saham-saham ini seringkali menarik perhatian investor pemula karena terkesan terjangkau dan seolah-olah memberikan peluang kepemilikan lot yang banyak dengan modal terbatas.
Namun, di balik harga murahnya, biasanya tersimpan faktor-faktor seperti fundamental perusahaan yang lemah, kinerja yang menurun, atau sentimen negatif pasar yang membebani harganya.
Sebelum tergiur, kamu perlu memahami benar apa itu saham gocap, potensi risikonya, serta strategi bijak untuk mendekatinya.
BACA JUGA:Cara Membeli Saham BBRI di Aplikasi Ajaib
Seperti disinggung di awal, saham gocap adalah saham yang harganya terjun ke level sangat rendah, yakni sekitar Rp 50 per saham atau bahkan di bawahnya.
Karakteristik saham jenis ini umumnya meliputi kapitalisasi pasar yang kecil dan likuiditas perdagangan yang cenderung rendah. Harga yang terdepresiasi parah ini biasanya bukan tanpa alasan.
Beberapa penyebab umumnya adalah kinerja keuangan perusahaan yang buruk secara konsisten, utang yang menumpuk, prospek bisnis yang suram, atau skandal tertentu yang merusak kepercayaan investor.
Memahami akar permasalahannya adalah langkah pertama yang krusial sebelum mempertimbangkan untuk berinvestasi.
Meski sama-sama terlihat “sepi”, penting untuk membedakan antara saham gocap dan saham tidur (sleeping stock).
Saham gocap ditandai dengan harga per lembarnya yang sangat murah, terlepas dari apakah saham tersebut masih aktif diperdagangkan atau tidak.
Sementara itu, saham tidur lebih merujuk pada saham yang volumeni perdagangannya sangat rendah dan tidak aktif bergerak, terlepas dari harga per lembarnya bisa saja masih ratusan atau ribu rupiah.
Ciri utama saham tidur adalah minimnya transaksi, sehingga ketika kamu ingin menjual, sangat sulit menemukan pembeli.