Babak Baru Konten Video Syur AI 'Skandal Smanse', 7 Korban Buat Laporan

Jumat 17 Oct 2025 - 22:13 WIB

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Kasus penyebaran konten pornografi berbasis kecerdasan buatan (AI) 'Skandal Smanse' SMAN 11 Semarang memasuki babak baru.

Sejumlah korban deepfake atau editan Chiko Radityatama Agung Putra, alumni SMAN 11 Semarang ini mulai melaporkan pelaku ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah.

"Hari ini tim baru bertemu dengan korban," kata Kepala DP3AP2KB Jawa Tengah Emma Rachmawati ketika dikonfirmasi JPNN.com, Kamis (16/10) dilansir dari JPNN.com

Mereka terdiri dari seorang siswi, tiga guru perempuan dan dua alumni putri SMAN 11 Semarang.

Kini, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) sedang mendalami laporan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) oleh Chiko yang tercatat sebagai mahasiswa baru semester satu Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) itu.

Emma menyebut pendampingan terhadap para korban yang melapor juga sudah mulai berjalan. Termasuk, kini dilakukan pendataan terhadap korban yang diperkirakan mencapai ratusan orang tersebut.

"Karena korbannya banyak saya yakin mereka (tim UPTD PPA, red) sedang bekerja keras melakukan investigasi," ujar Emma.

Menurutnya, pendampingan akan difokuskan pada pemulihan psikologis dan mental para korban yang disebut sangat terpukul akibat penyalahgunaan teknologi dan media sosial tersebut.

Namun, pihaknya masih menunggu konfirmasi dari SMAN 11 Semarang terkait jumlah pasti korban video syur AI 'Skandal Smanse' tersebut.

"Pihak SMA 11 masih mencoba menghubungi satu persatu alumni yang terindikasi jadi korban," ujarnya.

Mayoritas korban diketahui sudah tidak bersekolah di SMAN 11 Semarang, melainkan telah menjadi mahasiswa atau bekerja.

Kondisi ini menjadi salah satu kendala dalam proses pendataan dan pendampingan karena beberapa di antaranya sedang menjalani kegiatan akademik di kampus.

Penanganan korban nantinya sesuai dengan pemetaan kebutuhan pendampingan yang berbeda bagi masing-masing korban.

"Tidak bisa cepat karena korban-korban yang kuliah masih midsemester. Jadi, belum bisa ketemu, mereka minta waktu," ujarnya.

Di sisi lain, Emma menyatakan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng dan Polda Jateng sedang menyisir investigasi dari kasus tersebut.

Kategori :