BENGKULU UTARA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kabar baik bagi para petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Utara. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara kembali memperoleh kuota sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk lahan perkebunan kelapa sawit seluas 500 hektare.
Program ini merupakan bagian dari dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk meningkatkan kualitas dan daya saing perkebunan sawit rakyat secara berkelanjutan.
Sertifikasi ISPO tidak hanya menilai legalitas dan keberlanjutan lahan perkebunan, tetapi juga memastikan bahwa pengelolaan kebun sawit sudah sesuai standar nasional — mulai dari penggunaan bibit unggul, jarak tanam ideal, hingga pemupukan yang tepat.
Baca Juga: Pemkab Bengkulu Utara Usulkan Fasilitas Bagi Nelayan
“Kita mendapatkan kuota 500 hektare untuk sertifikasi ISPO berikut pelatihan SDM petani sawitnya, agar mampu mengelola kebun sesuai standar nasional,” terang Desman Siboro, SH, Kepala Dinas Perkebunan Bengkulu Utara.
Petani Juga Dapat Pelatihan dan Pendampingan Langsung
Tak hanya lahan yang disertifikasi, petani pengelola juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan teknis secara langsung.
Program ini mencakup cara penanganan hama, pengelolaan pupuk, adaptasi terhadap cuaca ekstrem, hingga teknik panen buah sawit yang benar.
“Petani akan didampingi langsung agar tahu bagaimana mengelola perkebunan sawit yang produktif dan tahan terhadap berbagai tantangan,” tambah Desman.
Dengan sertifikasi ISPO, perkebunan sawit rakyat tidak hanya naik kelas dalam hal kualitas, tetapi juga berpotensi menaikkan harga jual tandan buah segar (TBS) ke pabrik kelapa sawit (PKS).
Ke depannya, PKS akan memprioritaskan pembelian buah dari lahan bersertifikasi ISPO karena diyakini lebih berkualitas dan sesuai standar industri penghasil Crude Palm Oil (CPO).
“Harga jual TBS dari kebun bersertifikat ISPO akan lebih tinggi karena kualitasnya terjamin,” ungkap Desman.