Anak Muda Indonesia Berburu Kerja di Saat Lapangan Makin Sempit

Jumat 06 Jun 2025 - 22:40 WIB

Menurut Anita, banyak klien asingnya yang kerap mengeluhkan kepastian hukum yang tidak menentu, contract enforcement, dan sistem peradilan di Indonesia.

"Pemerintah kayak halu kalau semua baik-baik saja, padahal enggak begitu di lapangan."

     "Saya khawatir, makin banyak [perusahaan asing] yang berhenti beroperasi karena Indonesia dinilai sudah makin enggak jelas, dan berhenti beroperasi berarti PHK lagi," tutur Anita. 

Wajah buruk situasi ketenagakerjaan

Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka per bulan Februari 2025 di Indonesia adalah sebesar 7,28 juta orang.

Dari jumlah tersebut, yang terbesar datang dari kelompok usia Bella dan Nisa, yaitu 15-24 tahun, sebesar 17,32 persen. 

"Ini juga merupakan angka persentase yang tertinggi di ASEAN, jadi Indonesia juara satu pengangguran usia muda," Kata peneliti sekaligus direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara.

    "Tahun ini, 280.000 orang terancam di-PHK, tiga kali lipat dibanding angka PHK tahun lalu," tambahnya.

Bhima juga menyebut indikator lain yang memperlihatkan "buruknya situasi ketenagakerjaan" Indonesia saat ini.

Misalnya kenaikan jumlah pekerja yang menerima upah di bawah upah minimum provinsi (UMP) dari 63 persen menjadi 84 persen, serta bertambahnya jumlah pekerja yang bekerja melebihi jam kerja.

"Jadi banyak masyarakat yang pindah profesi karena di-PHK di sektor formal, pindah jadi pengemudi ojol, bekerja rata-rata 54,5 jam per minggu."

Selain itu, menurut Bhima, permintaan masyarakat yang lesu dan industri manufaktur yang sedang berkontraksi juga menyumbang pada buruknya situasi Indonesia.

"Dikhawatirkan kuartal kedua 2025 kita akan masuk resesi teknikal ... pertumbuhan ekonomi cenderung melambat dan terus turun."

Masalah struktural

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sudah memberi tanggapan terhadap orang-orang yang mengeluhkan sulitnya lapangan kerja di Indonesia.

Bahlil mengatakan pemerintah sedang berupaya meningkatkan 'lifting' minyak dan hilirisasi industri, yang menurutnya bisa menyerap 6,2 juta orang tenaga kerja hingga 2030.

Kategori :