Terkait hal ini, kita telah diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)
Ketiga, puasa penglihatan
Penglihatan yang merupakan salah satu nikmat Allah harus kita jaga. Kita jaga dari pandangan hal-hal yang diharamkan atau pandangan yang membuat diri kita lalai serta sibuk dari ingat kepada Allah. Rasulullah SAW telah bersabda :
النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ، مَنْ تَرَكَهَا خَوْفًا مِنَ اللَّهِ، آتَاهُ اللَّهُ إِيمَانًا يَجِدُ حَلَاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
“Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah Iblis. Siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberinya keimanan yang manisnya ia rasakan dalam hatinya.” (HR. Hakim)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Keempat, puasa anggota badan secara keseluruhan
Seluruh anggota tubuh kita dari ujung rambut hingga ujung kaki, wajib kita jaga. Tangan kita, kita jaga agar jangan sampai melakukan kezaliman. Kaki kita, kita jaga agar jangan sampai melangkah ke tempat-tempat maksiat.
Demikian juga dengan anggota tubuh lainnya, harus kita lindungi dari perbuatan dosa serta maksiat. Rasulullah SAW bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad)
Kelima, puasa dari berlebihan saat berbuka
Bukankah tujuan puasa yang kita kerjakan untuk mengerem hawa nafsu agar tidak liar dan terkendali? Lalu, bagaimana tujuan ini akan terwujud jika justru saat kita berbuka, kita memuaskan hasrat hawa nafsu, sehingga segala jenis makanan kita masukan ke dalam perut? Seolah waktu buka puasa menjadi ajang balas dendam. Allah berfirman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ