Istana Negara Diminta Kembali Gelar Takbiran dan Nuzulul Quran sebagai Tradisi Penting

Sabtu 08 Mar 2025 - 21:24 WIB

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Anggota Komisi VIII DPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. (HNW) mengusulkan Presiden Prabowo Subianto melanjutkan tradisi menabuh beduk di malam takbiran atau menjelang Idul Fitri.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini mengatakan, tradisi tabuh beduk dan takbiran ini pernah menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa dan memiliki makna mendalam bagi umat Islam di Indonesia.

Menurutnya, mengembalikan nilai-nilai ini bisa menjadi langkah besar dalam memperkuat identitas keislaman dan kebangsaan.

“Saya ingin mengusulkan Prof Nasaruddin Menteri Agama kita, kita sekarang berada di era baru dan ada selama bulan Ramadan ini menuju nanti Idul Fitri ada dua peristiwa yang sangat penting, yaitu salah satu daripada hari besar Islam, yaitu Nuzulul Qur’an dan yang kedua adalah malam takbiran Idul Fitri. Insyaallah nanti hari raya Idul Fitrinya bareng sehingga dengan demikian maka kekhawatiran berbeda itu tidak ada,” kata HNW dalam rapat kerja Komisi VIII DPR RI dengan Kementerian Agama di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2025) lalu.

HNW berharap euforia masyarakat terhadap Idul Fitri hadir kembali. Ia ingin Presiden saat ini meneruskan tradisi tabuh beduk di Istana.

“Nah, yang ingin saya usulkan adalah dulu betapa umat itu sangat nyaman dengan menyambut hari raya Idul Fitri karena malam takbiran itu diselenggarakan bahkan di Istana atau di Istiqlal,” ujar HNW.

“Presiden waktu itu bahkan ikut takbiran nabuh bedug. Jadi saya usulkan agar sunah ini dihidupkan kembali, Bapak. Jadi sunah hasanah ini akan hidup lagi untuk menghadirkan, masyaallah gitu ya, perasaan suka dan syukur akan hadirnya hari raya Idul Fitri,” tambahnya.

Ia mengatakan peringatan Nuzulul Qur’an juga diharapkan dapat dilakukan kembali di Istana. Ia berharap sunah yang baik diteruskan oleh pemimpin RI.

“Dan yang kedua terkait dengan peringatan hari besar Islam dalam konteks ini adalah Nuzulul Qur’an. Dulu selalu Nuzulul Qur’an bahkan sejak zaman Presiden Sukarno sekalipun, hari-hari besar Islam itu juga diselenggarakan peringatannya di Istana Negara. Tapi kemarin entah ke mana itu, muter-muter di seluruh Indonesia,” kata HNW.

Dia menyebutkan ada baiknya tradisi ini dihidupkan kembali. Menurutnya, hal ini akan disambut positif oleh masyarakat. “Nah menurut saya sangat baik kalau kemudian ini dihidupkan kembali, sunah ini baik hidupkan lagi, sunah dari Istana Negara kemudian hari besar keagamaan itu diperingati dan itu akan memberikan nuansa yang sangat sangat positif,” imbuhnya. (net)

Kategori :