RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - BULAN Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kesempatan besar bagi setiap Muslim untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang matang agar dapat memaksimalkan amal ibadah di bulan yang mulia ini.
Berikut adalah sepuluh persiapan penting dalam menyongsong Ramadhan yang bisa dicoba agar bisa maksimal di dalamnya:
1. Bertobat dengan Tulus
Tobat adalah langkah pertama dalam menyambut Ramadhan agar hati menjadi bersih dan siap menerima keutamaan bulan suci. Allah berfirman:
“Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur [24]: 31). Rasulullah ﷺ juga bersabda: “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah, karena aku bertobat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim). Perintah tobat ini juga termasuk dalam rangka menyambut Ramadhan.
Baca Juga: Ramadhan Ini Kemenag Melepas 1.000 Dai dan Daiyah ke Berbagai Wilayah Terpencil
2. Memperbanyak Doa
Para ulama terdahulu senantiasa berdoa selama enam bulan sebelum Ramadhan agar mereka dipertemukan dengan bulan penuh berkah ini. Kemudian, mereka berdoa enam bulan setelahnya agar amal ibadah mereka diterima oleh Allah. Terkait hal ini, Mu’alla bin Fadhl berkata:
“Mereka berdoa kepada Allah Ta’ala selama enam bulan agar mereka dapat mencapai Ramadhan, dan mereka berdoa selama enam bulan agar (amal ibadah mereka) diterima dari mereka.” (Ibnu Rajab, Latha’ifu al-Ma’aarif, 2004: 148)
3. Bergembira Menyambut Ramadhan
Menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan merupakan tanda keimanan, karena bulan ini adalah kesempatan emas untuk meraih pahala berlipat ganda. Allah berfirman:
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus [10]: 58) Ketika orang bisa sampai pada bulan Ramadhan, maka sudah seharusnya dia gembira karena atas rahmat Allahlah dia sejatinya bisa bersua Ramadhan.
4. Melunasi Hutang Puasa Tahun Lalu
Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata:
“Aku memiliki hutang puasa Ramadhan dan tidak bisa mengqadhanya kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim). Hadits ini menunjukkan pentingnya melunasi hutang puasa sebelum datangnya Ramadhan berikutnya.
5. Menambah Ilmu tentang Hukum Puasa
Mengetahui hukum-hukum puasa, adab, serta keutamaan bulan Ramadhan sangat penting agar ibadah lebih sempurna dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.
Syekh Muhammad Al-Munajjid dalam Durus-nya terkait persiapan di bulan Ramadhan, beliau menjelaskan bahwa di antara hal yang masuk bagian dari persiapan agama adalah mengetahui hukum-hukum puasa.
6. Menyelesaikan Urusan Dunia yang Dapat Mengganggu Ibadah
Sebelum Ramadhan tiba, selesaikan pekerjaan yang dapat menyibukkan diri agar lebih fokus dalam beribadah selama bulan suci.
Dalam haditsnya, banyak sekali Rasulullah ﷺ mengingatkan agar pandai memanfaatkan waktu, misalnya: “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum matimu.” (HR. Hakim)
Termasuk di dalamnya adalah dalam memanfaatkan waktu agar bisa fokus dalam bulan Ramadhan.
7. Mengajarkan Keluarga tentang Keutamaan dan Hukum Puasa
Duduk bersama keluarga untuk membahas hukum puasa, adab, dan amalan utama Ramadhan akan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif dalam meningkatkan ibadah.
Bulan Ramadhan identik dengan puasa sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183 disebutkan:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Karena sangat identik dengan puasa, makah sudah seyogianya diajarkan hukum-hukum terkait puasa kepada keluarga.
8. Menyiapkan Buku Bacaan Islami
Menyiapkan buku-buku tentang Ramadhan untuk dibaca sendiri atau diberikan kepada imam masjid agar dibacakan kepada jamaah bisa menjadi amal yang bermanfaat.
Terlebih ketika itu berkaitan dengan hadits-hadits Rasulullah. Beliau pernah bersabda:
“Semoga Allah memperindah wajah seseorang yang mendengar hadits dari kami, lalu menghafalnya hingga menyampaikannya kepada yang lain.” (HR. Tirmidzi).
9. Berpuasa di Bulan Sya’ban
Rasulullah ﷺ memperbanyak puasa di bulan Sya’ban sebagai persiapan untuk Ramadhan. Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa dibandingkan di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim)
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sya’ban adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan yang banyak dilalaikan manusia. Pada bulan ini amal diangkat kepada Allah, dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i)
10. Membiasakan Membaca Al-Qur’an
Salamah bin Kuhail berkata: “Dulu disebutkan bahwa Sya’ban adalah bulan para pembaca Al-Qur’an.”
Sedangkan Amr bin Qais, seorang ulama salaf, menutup tokonya di bulan Sya’ban agar dapat fokus membaca Al-Qur’an. Abu Bakar al-Balkhi berkata: “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan Ramadhan adalah bulan panen.” Maka, barang siapa yang ingin panennya melimpah di bulan Ramadhan, hendaknya ia mulai menyiram amalnya sejak bulan Sya’ban.
Menyambut Ramadhan dengan penuh persiapan akan menjadikan bulan ini lebih bermakna dan penuh keberkahan. Mari manfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh sehingga kita bisa meraih kesuksesan. Meminjam istilah Abu Bakar Al-Warraq, menjadikan Ramadhan sebagai panen raya setelah sebelumnya mempersiapkannya pada bulan-bulan sebelumnya. (net)