LEBONG TENGAH - Dengan masuknya musim penghujan, tantangan semakin muncul bagi masyarakat di Lebong, terutama bagi para petani karet. Proses penyadapan menjadi semakin sulit akibat hujan yang terus menerus. Hal ini terbukti dengan pengalaman toke pengepul yang mengambil getah karet dari para petani kemarin.
"Masa musim penghujan ini sangat mempengaruhi pendapatan kami. Produksi karet menurun drastis akibat hujan yang terus menerus. Bahkan, ada hari-hari di mana kami tidak mendapatkan hasil penyadapan sama sekali. Jumlah getah karet yang kami jual hari ini (kemarin) sangat berkurang dibandingkan hari-hari biasa," ujar Fendri (45), seorang petani karet di Lebong Tengah, saat diwawancarai oleh Radar Lebong kemarin.
Baca Juga: Laporan Realisasi DD dan ADD Tahap 3 Jadi Syarat Pencairan DD Tahap 1 Tahun 2024
Fendri menjelaskan bahwa biasanya ia bisa mendapatkan hasil karet sekitar 60 kg per hektar dalam kondisi normal. Namun, dengan hujan terus menerus, produksinya turun drastis menjadi hanya 25 kg per hektar, bahkan ada saat-saat di mana tidak ada hasil sama sekali.
"Cuaca yang tidak menentu akibat hujan sering mengganggu aktivitas kami sebagai petani karet. Terkadang setelah melakukan penyadapan, hujan turun sehingga getah yang kami hasilkan tidak optimal," tambahnya.
Selain para toke pengepul, Hendri (50) juga mengakui bahwa dampak berkurangnya produksi getah karet selama musim hujan turut berdampak pada pendapatan mereka sebagai toke karet. Terutama pada kondisi hujan di pagi hari, para petani tidak dapat melakukan pemotongan karena batang pohon karet masih basah.
"Dengan masuknya musim penghujan, kami sebagai toke karet mengalami kesulitan mendapatkan stok getah karet karena hasil yang didapat dari para petani sangat berkurang saat ini," ungkap Hendri. (arp)